Friday, 18 September 2015

Perencanaan Penilaian



PERENCANAAN PENILAIAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Formatif Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Tanenji, MA

Description: Logo+UIN.jpg

Oleh :

LIA   HERLIAWATI                       1112011000030


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M
PERENCANAAN PENILAIAN

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.
Penilaian merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Banyak istilah yang sering digunakan dalam hubungannya dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes, dan penilaian itu sendiri. Namun, secara teknis istilah-istilah tersebut bermuara pada hakikat yang berbeda-beda. Pengukuran adalah proses mengukur sejauh mana seseorang atau sesuatu memiliki karakteristik, kualitas, atau ciri tertentu.
Evaluasi dipahami secara beragam oleh para ahli. Salah satu definisinya yaitu yang diungkapkan oleh SIL Internasional yang dikutip oleh Muhammad Yaumi dalam bukunya “Prinsip-prinsip Desain Belajar”:
Evaluation is the analysis and comparison of actual progress vs. prior plans, oriented toward improving plans for future implementation. It is part of a continuing management process consisting of planning, implementation, and evaluation; ideally with each following the other in a continuous cycle until successful completion of the activity. Evaluation is the process of determining the worth or value of something. The involves assigning values to the thing or person being evaluated.[1]
Maksud dari devinisi diatas bahwasanya evaluasi adalah analisis dan perbandingan tentang kemajuan saat ini dibandingkan dengan rencana sebelumnya, yang berorientasi untuk memperbaiki rencana pelaksanaan yang akan datang. Evaluasi merupakan bagian dari proses menejemen yang berkelanjutan sampai terjadi keberhasilan dalam menyelesaikan aktivitas. Evaluasi adalah proses penentuan kelayakan atau nilai dari sesuatu yang mencakup penentuan nilai tentang sesuatu  atau orang yang dievaluasikan.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan tes (test) menurut pendapat Gallagher dalam Asieuniversity yang dikutip oleh Muhammad Yaumi bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang dirancang untuk memperoleh perilaku tertentu dari orang yang diuji. Istilah penilaian dan tes sering digunakan secara bergantian oleh banyak orang. Namun, kata tes menyiratkan adanya instrument kertas dan pensil yang diberikan untuk seluruh siswa. Secara tradisional, tes sering digunakan oleh guru yang merujuk pada serangkaian tugas tertulis yang mana siswa menanggapinya secara tertulis (contoh esai atau soal-soal jawaban pendek) atau menandai pilihan siswa dengan pena atau pensil (misalnya soal benar-salah pilihan ganda, atau soal soal mencocokkan).[2]
Yang terakhir adalah penilaian (assessment), definisi penilaian menurut Indiana University yang dikutip oleh Muhammad Yaumi adalah sebagai berikut:
Assessment is the process of gathering and discussing information from multiple and diverse sources in order to develop a deep understanding of what student know, understand, and can do with process culminate when assessment result are used to improve subsequent learning.[3]
 Maksud dari definisi tersebut adalah proses mengumpulkan dan mendiskusikan informasi dari berbagai sember dalam rangka untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai apa yang siswa tahu, mengerti, dan dapat melakukan dengan pengetahuan mereka sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka; proses mangencapai titik puncak ketika hasil penilaian digunakan untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, penilaian adalah proses pengumpulan dan kualitatif dan kuantitatif dengan maksud untuk memperbaiki kinerja yang akan datang.

2.      Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan pengertian, tujuan, dan fungsi PBK?
b.      Apa saja pendekatan dan prinsip-prinsip PBK?
c.       Apa sajakah macam-macam PBK?
d.      Apa saja jenis-jenis PBK sesuai prinsip?

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian, Tujuan dan Fungsi PBK

a.       Pengertian PBK
Pengertian Penilaian berbasis kelas (PBK) menurut Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran”, disebutkan bahwa PBK  merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.
Dari pengertian diatas, penilaian berbasis kelas memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu sebagai berikut[4]:
1)      Penilaian berbasis kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran, artinya bahwa penilaian ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar kelas, seperti laboratorium atau di lapangan ketika siswa sedang melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan evaluasi bukan merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran.
2)      Penilaian berbasis kelas merupakanproses pengumpulan informasi yang menyeluruh, artinya dalam penilaian berbasis kelas, guru dapat mengembangkan berbagai jenis evaluasi, baik evaluasi yang berkaitan dengan pengujian dan pengukuran tingkat kognitif siswa seperti menggunakan tes, maupun evaluasi terhadap perkembangan proses mental melalui penilaian tentang sikap, dan evaluasi terhadap produk atau karya siswa.
3)      Hasil pengumpulan informasi dimanfaatkan untuk menetapkan tingkat penguasaan kompetensi baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator hasil belajar seperti yang terdapat dalam kurikulum.
4)      Hasil pengumpulan informasi digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui proses perbaikan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penilaian berbasis kelas, guru secara terus menerus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

b.    Tujuan PBK
Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan kepada empat tujuan, berdasarkan pendapat Chittenden yang dikutip oleh Abdul Majid dalam bukunya “Perencanaan Pembelajaran” , yaitu sebagai berikut:
1)      Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.
2)   Pengecekan (Checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang telah siswa kuasai dan apa yang belum dikuasai.
3)   Pencarian (finding-up), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
4)   Penyimpulan (Summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada orangtua, sekolah atau pihak lain seperti di akhir semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau bentuk-bentuk lainnya.[5]
c.    Fungsi PBK
Menurut Abdul Majid, penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan balik.[6]
1)      Fungsi motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Dengan mengerjakan latihan, tugas dan ulangan yang diberikan, siswa sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya lagi.
2)   Fungsi belajar tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar harus menjadi focus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Rencana penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.
3)   Fungsi sebagai indikator efektifitas pengajaran, di samping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana.
4)   Fungsi umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian harus sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok. Analisis hasil penilaian juga berguna bagi guru untuk melihat hal – hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses belajar mengajar.[7]
2.      Pendekatan dan Prinsip-prinsip PBK
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik menurut Abdul Majid[8]:
a.       Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahklan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart from instruction)
b.      Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems)
c.       Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
d.      Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensorimotorik)

Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan diatas, Abdul Majid menambahkan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan[9], yaitu:
a.       Mengacu ke kemampuan (Competency referenced)
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara langsung dengan indicator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan serta penglaman belajar siswa yang diberikan.
b.      Berkelanjutan (Continuous)
Penilaian berbasis kelas harus berkelanjutan selama tahun ajaran, yakni segala aktifitas yang guru beri kepada murid hingga akhir tahun ajaran perlu dilakukan penilaian.
c.       Didaktis
Penilaian yang dilakukan hendaknya dapat mendorong rasa antusias siswa dalam menyelesaikan tugas yang guru berikan, baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat penilaian yang dirancang dengan baik.
d.      Menggali informasi
Prinsip ini bermaksud agar guru mengetahui informasi para siswanya melalui proses penilaian sehingga guru dapat mengambil keputusan dan umpan balik yang sesuai pada para siswa.
e.       Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian guru hendaknya melakukan analisis terhadap siswanya untuk mengetahui kesalahan- kesalahan siswanya, baik secara umum maupun individu, dan mengetahui hal- hal positif dari siswa. Hal ini berfungsi untuk menghindari terjadinya ketidakjelasan dalam proses pembelajaran.
f.       Adil dan bermakna
Adil disini berarti bahwa penilaian seharusnya mendukung dan membolehkan semua peserta didik, baik dari segi gender maupun dari semua latar belakang yang berbeda-beda untuk melakukan sesuatu yang sama. Semua peserta didik seharusnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diukur atau dinilai[10]

3.      Macam-macam PBK

a.       Tes Tertulis
Tes Tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak harus selalu merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya.[11]
Secara garis besar, tes tulis dapat dibagi ke dalam dua bagian[12], yaitu:
1)      Tes objektif, mencakup pilihan ganda, bentuk soal dengan dua pilihan jawaban yang benar, menjodohkan, isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek.
2)      Non-objektif, seperti soal uraian

b.      Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Performance Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.[13]

c.      Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.[14]
Menurut Arnie Fajar, dalam bukunya “ Portofolio”, Penilaian portofolio memiliki karakteristik sebagai berikut[15]
1)      Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.
2)      Mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan di antara siswa.
3)      Merupakan suatu pendekatan kerjasama.
4)      Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri.
5)      Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.
6)      Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.

d.     Penilaian Proyek
Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu.[16] Penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pendidikan yang bermaksud untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Penilaian ini melibatkan berbagai keterampilan sehingga betul-betul mencerminkan kinerja yang sebenarnya.[17]

e.      Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)
Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian, yaitu : Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa. [18]
Penilaian hasil kerja dapat difokuskan hanya pada domain psikomotor, mungkin  juga aspek kognisi dan afeksi walaupun dengan persentase yang kecil.[19]

f.       Penilaian Sikap
Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian terhadap sikap selain bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran, berguna juga sebagai feedback pengembangan pembelajaran.[20]
g.      Penilaian Diri (Self Assessment)
Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau Classroom Self Assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar di tingkat kelas. Penerapan konsep PDK adalah sejalan dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang menerapkan penilaian berbasis kelas atau Classroom Based Assessment. Hasil PDK merupakan masukan bagi guru di kelas dan bagi pimpinan sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staf dan guru-guru di sekolah di masa datang.[21]

h.      Peta Perkembangan Hasil Belajar
Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik perkembangan) yang membuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau kompetensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar dari peta tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kemajuan belajar siswa bersifat multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua bidang studi secara simultan.[22]

i.        Analisis Instrumen
Suatu instrument hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Ada dua model analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.[23]

j.        Evaluasi Hasil Penilaian
Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar.[24]
4.      Jenis PBK sesuai Prinsip  dan Fungsinya
Sesuai dengan prinsip dan fungsi dari PBK yaitu untuk menemukan informasi tentang kemampuan siswa secara utuh, maka secara garis besar jenis PBK dikategorikan menjadi dua yaitu tes dan non tes.
a.       Tes
Jenis penilaian tes adalah jenis penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka.[25] Biasanya penilaian tes dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajar. Namun dilihat dari segi waktu pelaksanaannya penilaian tes terbagi menjadi dua. Pertama, penilaian tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran sehari- hari dinamakan penilaian formatif, seperti respon siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, penilaian tes formatif ini cukup penting, karena berfungsi sebagai pengarah untuk seorang guru dalam melakukan umpan balik terhadap siswanya guna memperbaiki jika ada kesalahan pada kegiatan belajar mengajar. Kedua, penilaian tes yang dilakukan pada akhir semester, yang kita kenal dengan ujian/ ulangan atau dapat juga dilakukan ketika selesai proses belajar mengajar atau pada saat selesai pokok pembahasannya. Hal ini dilakukan guna mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi- kompetensi yang diharapkan dan dilaporkan berupa buku laporan (raport).
Penilaian tes memiliki dua kriteria yaitu validitas dan reabilitas[26]. Penilaian tes dikatakan memiliki validitas, apabila tes yang diuji sesuai dengan pelajaran yang akan dinilai, untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran tersebut. Lalu, penilaian tes dikatakan memiliki tingkat reabilitas apabila tes yang diuji dapat mengahasilkan informasi yang relatif sama apabila diuji pada siswa yang berbeda.
Jenis- jenis penilaian tes dapat ditinjau dari beberapa segi[27], yaitu sebagai berikut:
1)      Tes berdasarkan jumlah peserta
Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan menjadi dua yaitu tes kelompok dan tes individu. Tes kelompok diberikan kepada sejumlah siswa dan dilakukan secara bersama- sama. Sedangkan tes individu adalah tes yang diberikan kepada siswa dan dilakukan secara perorangan.
2)      Tes standar dan tes buatan guru
Tes standar adalah tes untuk mengukur kemampuan siswa untuk memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datangm biasanya untuk  keperluan seleksi atau placement test dan semacamnya. Tes standar harus memiliki kriteria validitas dan juga reabilitas. Sedangkan tes buatan guru adalah tes yang dilakukan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru.[28]
3)      Tes berdasarkan pelaksanaannya
Tes dapat dibedakan menjadi, tes tulisan dan tes lisan dan tes perbuatan. Tes tulisan atau yang sering disebut juga dengan tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk kedalam tes tulisan ini yaitu tes esai dan tes objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sebelumnya.[29]
Tes objektif adalah tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan.misalnya tes benar - salah (BS), tes pilihan ganda (multiple choise), menjodohkan (matching), dan bentuk melengkapi (completion).[30]
(a)    Benar – salah
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah, dan ya atau tidak.
(b)   Pilihan ganda
Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk penguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah, seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi, seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(c)    Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah
Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalarr siswa.[31]
Tes perbuatan (performence) adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok makala kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu.[32]
b.      Non Tes
Penilaian non tes biasanya digunakan untuk menilai aspek sikap, minat dan motivasi, dengan menggunakan alat evaluasi berupa wawancara, observasi, studi kasus, dll.
1) Observasi
Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan menempatkan observer sebagai bagian dari kegiatan dimana observasi itu dilakukan. Mislnya, ketika observer ingin melakukan observasi bagaimana akticitas siswa dalam kegiatan diskusi, maka sambil melakukan pengamatan observer juga uga merupakan bagian dari peserta diskusi.[33]
      Observasi nonpartispatif adalah observasi yang dilakukan dengan car obsever murni sebagai pengamat. Artinya observer dalam melakukan pengamatan, tidak aktif sebagai bagian dari kegiatan itu, akan tetapi ia berperan semata – mata hanya sebagai pengamat saja.[34]
      Untuk kepentingan observasi, kita perlu membuat pedoman observasi misalnya dalam ceklist, catatan anekdot, skala penilaian.
(a)    Ceklist
Ceklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tidak memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (V) tentang aspek yng diobservasi[35]
(b)   Catatan anekdot
Catatan anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian-kejadian yang sifatnya luar biasa, sehingga dianggap penting. Agar data yang diperlukan itu utuh sebaiknya peneliti mencatat peristiwa itu ketika kejadian itu berlangsung, jangan ditunda.
(c)    Skala penilaian
Skala penilaian pada dasarnya hamper sama dengan daftar cek, hanya aspek yang diteliti/diobservasi dijabarkan ke dalam bentuk skala atau kriteria-kriteria tertentu. Skala penilaian dapat dibagi ke dalam 3 bentuk, yaitu bentuk kategori (dijabarkan ke dalam bentuk kualitatif), numerical (penilaian diganti dengan nomor), dan bentuk grafis (baik vertical maupun horizontal).[36]
2) Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai. Dilihat dari sifatnya, ada dua jenis wawancara yaitu, wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.wawancara langsung yaitu pewawancara melakukan komumikasi demgan subjek yang akan dievaluasi. Sedangkan, wawancara tidak langsung, dilakukan melalui perantara dalam kegiatan pengmpulan data subjek yang dibuthkan.
Dilihat dari cara pelaksanaannya wawancara dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, wawancara incidental yaitu wawancara yang dapat dilakukan sewaktu- waktu bila perlu (tanpa direncanakan). Kedua, wawancara berencana adalah wawancara yang dilaksanakan secara formal, direncanakan waktu, tempat serta materi wawancaranya.
3). Penilaian produk
Penilaian produk adalah bentuk penilaian yang digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu karya tertentu[37]
4). Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian yang dilakukan terhadap karya- karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.[38]
C.    KESIMPULAN

Penilaian berbasis kelas (PBK) menurut Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran”, disebutkan bahwa PBK  merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.
Tujuan PBK adalah:
1.    Penelusuran (keeping track).
2.    Pengecekan (Checking-up).
3.    Pencarian (finding-up).
4.    Penyimpulan (Summing-up).

Sedangkan fungsi PBK menurut Abdul Majid, penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan balik.
Pendekatan prinsip PBK adalah agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan diatas.
Macam-macam PBK:
a.       Tes Tertulis
b.    Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
c.    Penilaian Portofolio
d.   Penilaian Proyek
e.    Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)
f.     Penilaian Sikap Dalam kegiatan pembelajaran,
g.    Penilaian Diri (Self Assessment)
h.    Peta Perkembangan Hasil Belajar
i.      Analisis Instrumen
j.      Evaluasi Hasil Penilaian

Jenis PBK sesuai Prinsip  dan Fungsinya
1.      Tes
a.       Tes berdasarkan jumlah peserta
b.      Tes standar dan tes buatan guru
c.       Fungsi Tes
d.      Tes berdasarkan pelaksanaannya
2.      Non Tes
a.       Observasi
b.      Wawancara
c.       Penilaian produk
d.      Penilaian portofolio
.

DAFTAR PUSTAKA

Fajar, Arnie. 2009. Portofolio : Dalam Pelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
­­­­­______. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group



[1] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013) hal. 175
[2] Ibid, hal. 177
[3] Ibid, hal. 179      
[4] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)  hal. 350
[5] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet. 7, hal. 187-188
[6] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013) hal. 338
[7] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , …. hal. 189
[8] Ibid, hal. 187
[9] Ibid, hal.190
[10] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal. 183
[11] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , …..  hal. 195
[12] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal. 184
[13] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , …..   hal. 200
[14] Ibid,  hal. 201
[15] Arnie Fajar, Portofolio : Dalam Pelajaran IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2009), cet. 5, hal.91
[16] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 207
[17] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal. 194
[18] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 209           
[19] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal. 193    
[20] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….., hal. 213
[21] Ibid, hal. 216
[22] Ibid, hal. 218
[23] Ibid, hal.223
[24] Ibid, hal. 224
[25] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, ……  hal.354
[26] Ibid, hal.355
[27] Ibid
[28] Ibid, hal 356
[29] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, ……  hal. 356
[30] Ibid, hal. 357
[31] Ibid, hal. 357
[32] Ibid, hal. 357
[33] Ibid,  hal. 357   
[34] Ibid, hal. 358
[35] Ibid, hal. 358
[36] Ibid, hal. 360
[37] Ibid, hal. 362
[38] Ibid

No comments:

Post a Comment