PERENCANAAN
PENILAIAN
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Formatif Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Tanenji, MA

Oleh
:
LIA HERLIAWATI 1112011000030
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
M
PERENCANAAN
PENILAIAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pada umumnya sebagian guru terbiasa
menilai kemampuan siswa dengan menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun
tes tulis tidak akan pernah mampu menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu
mata pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan teknik penilaian selain tes tulis
mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.
Penilaian merupakan bagian integral
dalam pembelajaran. Banyak istilah yang sering digunakan dalam hubungannya
dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes, dan penilaian itu sendiri.
Namun, secara teknis istilah-istilah tersebut bermuara pada hakikat yang
berbeda-beda. Pengukuran adalah proses mengukur sejauh mana seseorang atau
sesuatu memiliki karakteristik, kualitas, atau ciri tertentu.
Evaluasi dipahami secara beragam oleh
para ahli. Salah satu definisinya yaitu yang diungkapkan oleh SIL Internasional
yang dikutip oleh Muhammad Yaumi dalam bukunya “Prinsip-prinsip Desain
Belajar”:
Evaluation
is the analysis and comparison of actual progress vs. prior plans, oriented
toward improving plans for future implementation. It is part of a continuing
management process consisting of planning, implementation, and evaluation;
ideally with each following the other in a continuous cycle until successful
completion of the activity. Evaluation is the process of determining the worth
or value of something. The involves assigning values to the thing or person
being evaluated.[1]
Maksud dari devinisi diatas bahwasanya
evaluasi adalah analisis dan perbandingan tentang kemajuan saat ini
dibandingkan dengan rencana sebelumnya, yang berorientasi untuk memperbaiki
rencana pelaksanaan yang akan datang. Evaluasi merupakan bagian dari proses
menejemen yang berkelanjutan sampai terjadi keberhasilan dalam menyelesaikan
aktivitas. Evaluasi adalah proses penentuan kelayakan atau nilai dari sesuatu
yang mencakup penentuan nilai tentang sesuatu
atau orang yang dievaluasikan.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan tes
(test) menurut pendapat Gallagher dalam Asieuniversity yang dikutip oleh
Muhammad Yaumi bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang
dirancang untuk memperoleh perilaku tertentu dari orang yang diuji. Istilah
penilaian dan tes sering digunakan secara bergantian oleh banyak orang. Namun,
kata tes menyiratkan adanya instrument kertas dan pensil yang diberikan untuk
seluruh siswa. Secara tradisional, tes sering digunakan oleh guru yang merujuk
pada serangkaian tugas tertulis yang mana siswa menanggapinya secara tertulis
(contoh esai atau soal-soal jawaban pendek) atau menandai pilihan siswa dengan
pena atau pensil (misalnya soal benar-salah pilihan ganda, atau soal soal
mencocokkan).[2]
Yang terakhir adalah penilaian (assessment),
definisi penilaian menurut Indiana University yang dikutip oleh Muhammad Yaumi
adalah sebagai berikut:
Assessment is the process of
gathering and discussing information from multiple and diverse sources in order
to develop a deep understanding of what student know, understand, and can do
with process culminate when assessment result are used to improve subsequent
learning.[3]
Maksud
dari definisi tersebut adalah proses mengumpulkan dan mendiskusikan informasi
dari berbagai sember dalam rangka untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam
mengenai apa yang siswa tahu, mengerti, dan dapat melakukan dengan pengetahuan
mereka sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka; proses mangencapai
titik puncak ketika hasil penilaian digunakan untuk memperbaiki pembelajaran
berikutnya. Dengan demikian, penilaian adalah proses pengumpulan dan kualitatif
dan kuantitatif dengan maksud untuk memperbaiki kinerja yang akan datang.
2. Rumusan
Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian, tujuan, dan fungsi
PBK?
b. Apa saja pendekatan dan prinsip-prinsip PBK?
c. Apa sajakah macam-macam PBK?
d.
Apa saja jenis-jenis PBK sesuai prinsip?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian,
Tujuan dan Fungsi PBK
a. Pengertian
PBK
Pengertian
Penilaian berbasis kelas (PBK) menurut Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. dalam
bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran”, disebutkan bahwa PBK merupakan bagian integral dalam proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan
informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk
menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang ditentukan
dalam kurikulum dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.
Dari
pengertian diatas, penilaian berbasis kelas memiliki beberapa karakteristik
penting, yaitu sebagai berikut[4]:
1) Penilaian
berbasis kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran, artinya
bahwa penilaian ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar kelas, seperti
laboratorium atau di lapangan ketika siswa sedang melakukan proses
pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan evaluasi bukan merupakan kegiatan yang
terpisah dari proses pembelajaran.
2) Penilaian
berbasis kelas merupakanproses pengumpulan informasi yang menyeluruh, artinya dalam
penilaian berbasis kelas, guru dapat mengembangkan berbagai jenis evaluasi,
baik evaluasi yang berkaitan dengan pengujian dan pengukuran tingkat kognitif
siswa seperti menggunakan tes, maupun evaluasi terhadap perkembangan proses
mental melalui penilaian tentang sikap, dan evaluasi terhadap produk atau karya
siswa.
3) Hasil
pengumpulan informasi dimanfaatkan untuk menetapkan tingkat penguasaan
kompetensi baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator hasil belajar
seperti yang terdapat dalam kurikulum.
4) Hasil
pengumpulan informasi digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
proses perbaikan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penilaian berbasis
kelas, guru secara terus menerus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien.
b. Tujuan
PBK
Tujuan
penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan kepada empat tujuan,
berdasarkan pendapat Chittenden yang dikutip oleh Abdul Majid dalam bukunya “Perencanaan
Pembelajaran” , yaitu sebagai berikut:
1) Penelusuran
(keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran
anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang
semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar
memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.
2) Pengecekan
(Checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang
dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas, baik
yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan
(kompetensi) apa yang telah siswa kuasai dan apa yang belum dikuasai.
3) Pencarian
(finding-up), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu
menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
4) Penyimpulan
(Summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai
seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan
sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru diminta melaporkan
hasil kemajuan belajar anak kepada orangtua, sekolah atau pihak lain seperti di
akhir semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau
bentuk-bentuk lainnya.[5]
c. Fungsi
PBK
Menurut
Abdul Majid, penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh
guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan
balik.[6]
1) Fungsi
motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi
siswa untuk belajar. Dengan mengerjakan latihan, tugas dan ulangan yang
diberikan, siswa sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang sudah
dikuasai dan belum dikuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia
kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya lagi.
2) Fungsi
belajar tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan
belajar siswa. Ketuntasan belajar harus menjadi focus dalam perancangan materi
yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Rencana penilaian
harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada
setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.
3) Fungsi
sebagai indikator efektifitas pengajaran, di samping untuk memantau kemajuan
belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh
proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila
sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua
kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar
telah berhasil sesuai dengan rencana.
4) Fungsi
umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan
balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian harus sangat
bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam
mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta melakukan latihan dan atau
pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok. Analisis hasil penilaian juga berguna bagi guru untuk
melihat hal – hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses
belajar mengajar.[7]
2. Pendekatan
dan Prinsip-prinsip PBK
Penilaian
otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik menurut Abdul Majid[8]:
a. Proses
penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahklan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not
apart from instruction)
b. Penilaian
harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah (school work-kind of problems)
c. Penilaian
harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
d. Penilaian
harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(kognitif, afektif dan sensorimotorik)
Agar penilaian
kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan diatas, Abdul Majid
menambahkan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan[9],
yaitu:
a. Mengacu
ke kemampuan (Competency referenced)
Penilaian kelas
perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang
dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara langsung dengan indicator
pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup
materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan serta
penglaman belajar siswa yang diberikan.
b. Berkelanjutan
(Continuous)
Penilaian
berbasis kelas harus berkelanjutan selama tahun ajaran, yakni segala aktifitas
yang guru beri kepada murid hingga akhir tahun ajaran perlu dilakukan
penilaian.
c. Didaktis
Penilaian
yang dilakukan hendaknya dapat mendorong rasa antusias siswa dalam
menyelesaikan tugas yang guru berikan, baik individu maupun kelompok. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan alat penilaian yang dirancang dengan baik.
d. Menggali
informasi
Prinsip
ini bermaksud agar guru mengetahui informasi para siswanya melalui proses
penilaian sehingga guru dapat mengambil keputusan dan umpan balik yang sesuai
pada para siswa.
e. Melihat
yang benar dan yang salah
Dalam
melaksanakan penilaian guru hendaknya melakukan analisis terhadap siswanya untuk
mengetahui kesalahan- kesalahan siswanya, baik secara umum maupun individu, dan
mengetahui hal- hal positif dari siswa. Hal ini berfungsi untuk menghindari terjadinya
ketidakjelasan dalam proses pembelajaran.
f. Adil
dan bermakna
Adil disini
berarti bahwa penilaian seharusnya mendukung dan membolehkan semua peserta
didik, baik dari segi gender maupun dari semua latar belakang yang berbeda-beda
untuk melakukan sesuatu yang sama. Semua peserta didik seharusnya mempunyai
kesempatan yang sama untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diukur atau dinilai[10]
3. Macam-macam
PBK
a. Tes
Tertulis
Tes
Tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun
jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak harus selalu merespons dalam
bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi
tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya.[11]
Secara
garis besar, tes tulis dapat dibagi ke dalam dua bagian[12],
yaitu:
1)
Tes objektif, mencakup
pilihan ganda, bentuk soal dengan dua pilihan jawaban yang benar, menjodohkan,
isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek.
2)
Non-objektif, seperti
soal uraian
b. Penilaian
Kinerja (Performance Assessment)
Performance
Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi
dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian
yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.[13]
c. Penilaian
Portofolio
Portofolio
merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi
suatu penilaian.[14]
Menurut
Arnie Fajar, dalam bukunya “ Portofolio”, Penilaian portofolio memiliki
karakteristik sebagai berikut[15]
1) Merupakan
hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara
terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.
2) Mengukur
setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan di antara
siswa.
3) Merupakan
suatu pendekatan kerjasama.
4) Mempunyai
tujuan untuk menilai diri sendiri.
5) Memperbaiki
dan mengupayakan prestasi.
6) Adanya
keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.
d. Penilaian
Proyek
Yang
dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu
tertentu.[16]
Penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pendidikan yang
bermaksud untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Penilaian ini melibatkan berbagai keterampilan sehingga betul-betul
mencerminkan kinerja yang sebenarnya.[17]
e. Penilaian
Hasil Kerja (Product Assessment)
Penilaian
hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat
suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua tahapan
penilaian, yaitu : Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara
penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang
kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa. [18]
Penilaian
hasil kerja dapat difokuskan hanya pada domain psikomotor, mungkin juga aspek kognisi dan afeksi walaupun dengan
persentase yang kecil.[19]
f.
Penilaian Sikap
Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian terhadap sikap
selain bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
pembelajaran, berguna juga sebagai feedback pengembangan pembelajaran.[20]
g. Penilaian
Diri (Self Assessment)
Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau Classroom
Self Assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru
atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar
mengajar di tingkat kelas. Penerapan konsep PDK
adalah sejalan dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
menerapkan penilaian berbasis kelas atau Classroom Based Assessment. Hasil
PDK merupakan masukan bagi guru di kelas dan bagi pimpinan sekolah untuk
meningkatkan kinerja semua staf dan guru-guru di sekolah di masa datang.[21]
h. Peta
Perkembangan Hasil Belajar
Laporan
hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik perkembangan)
yang membuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau kompetensi hasil
belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar dari peta tersebut
dapat dipahami bahwa perkembangan kemajuan belajar siswa bersifat
multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua
bidang studi secara simultan.[22]
i.
Analisis Instrumen
Suatu
instrument hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Ada dua model analisis yang
dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.[23]
j.
Evaluasi Hasil
Penilaian
Guru
harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar
keberhasilan. Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui
ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar.[24]
4. Jenis
PBK sesuai Prinsip dan Fungsinya
Sesuai dengan prinsip dan
fungsi dari PBK yaitu untuk menemukan informasi tentang kemampuan siswa secara
utuh, maka secara garis besar jenis PBK dikategorikan menjadi dua yaitu tes dan
non tes.
a. Tes
Jenis penilaian tes adalah jenis penilaian yang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi tertentu,
melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka.[25]
Biasanya penilaian tes dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajar.
Namun dilihat dari segi waktu pelaksanaannya penilaian tes terbagi menjadi dua.
Pertama, penilaian tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran
sehari- hari dinamakan penilaian formatif, seperti respon siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar, penilaian tes formatif ini cukup penting, karena
berfungsi sebagai pengarah untuk seorang guru dalam melakukan umpan balik
terhadap siswanya guna memperbaiki jika ada kesalahan pada kegiatan belajar
mengajar. Kedua, penilaian tes yang dilakukan pada akhir semester, yang
kita kenal dengan ujian/ ulangan atau dapat juga dilakukan ketika selesai
proses belajar mengajar atau pada saat selesai pokok pembahasannya. Hal ini
dilakukan guna mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi-
kompetensi yang diharapkan dan dilaporkan berupa buku laporan (raport).
Penilaian tes memiliki dua kriteria yaitu validitas dan
reabilitas[26].
Penilaian tes dikatakan memiliki validitas, apabila tes yang diuji sesuai
dengan pelajaran yang akan dinilai, untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan
siswa dalam menguasai pelajaran tersebut. Lalu, penilaian tes dikatakan
memiliki tingkat reabilitas apabila tes yang diuji dapat mengahasilkan
informasi yang relatif sama apabila diuji pada siswa yang berbeda.
Jenis- jenis penilaian tes dapat ditinjau dari
beberapa segi[27],
yaitu sebagai berikut:
1) Tes berdasarkan jumlah peserta
Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan menjadi dua yaitu tes kelompok dan
tes individu. Tes kelompok diberikan kepada sejumlah siswa dan dilakukan secara
bersama- sama. Sedangkan tes individu adalah tes yang diberikan kepada siswa
dan dilakukan secara perorangan.
2) Tes standar dan tes buatan guru
Tes standar adalah tes untuk mengukur kemampuan siswa untuk memprediksi
keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datangm biasanya untuk keperluan seleksi atau placement test dan
semacamnya. Tes standar harus memiliki kriteria validitas dan juga reabilitas.
Sedangkan tes buatan guru adalah tes yang dilakukan untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh guru.[28]
3) Tes berdasarkan pelaksanaannya
Tes dapat dibedakan menjadi, tes tulisan dan tes lisan dan tes perbuatan.
Tes tulisan atau yang sering disebut juga dengan tes tertulis, adalah tes yang
dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.
Ada dua jenis tes yang termasuk kedalam tes tulisan ini yaitu tes esai dan tes
objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat
yang disusunnya sebelumnya.[29]
Tes objektif adalah tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah
ditentukan.misalnya tes benar - salah (BS), tes pilihan ganda (multiple
choise), menjodohkan (matching), dan bentuk melengkapi (completion).[30]
(a)
Benar – salah
Bentuk soal
ini memiliki dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah, dan ya atau
tidak.
(b)
Pilihan ganda
Bentuk soal
pilihan ganda dapat dipakai untuk penguji penguasaan kompetensi pada tingkat
berpikir rendah, seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada
tingkat berpikir tinggi, seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(c)
Menjodohkan
Bentuk ini
cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun
tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah
Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini
bagus untuk menilai kemampuan nalarr siswa.[31]
Tes perbuatan (performence) adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok
makala kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai
sesuatu.[32]
b. Non
Tes
Penilaian non tes biasanya
digunakan untuk menilai aspek sikap, minat dan motivasi, dengan menggunakan alat
evaluasi berupa wawancara, observasi, studi kasus, dll.
1)
Observasi
Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan
nonpartisipatif. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan
menempatkan observer sebagai bagian dari kegiatan dimana observasi itu
dilakukan. Mislnya, ketika observer ingin melakukan observasi bagaimana
akticitas siswa dalam kegiatan diskusi, maka sambil melakukan pengamatan
observer juga uga merupakan bagian dari peserta diskusi.[33]
Observasi nonpartispatif adalah observasi
yang dilakukan dengan car obsever murni sebagai pengamat. Artinya observer
dalam melakukan pengamatan, tidak aktif sebagai bagian dari kegiatan itu, akan
tetapi ia berperan semata – mata hanya sebagai pengamat saja.[34]
Untuk kepentingan observasi, kita perlu
membuat pedoman observasi misalnya dalam ceklist, catatan anekdot, skala
penilaian.
(a)
Ceklist
Ceklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang
berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer
tidak memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (V) tentang aspek
yng diobservasi[35]
(b) Catatan
anekdot
Catatan anekdot
adalah alat observasi untuk mencatat kejadian-kejadian yang sifatnya luar
biasa, sehingga dianggap penting. Agar data yang diperlukan itu utuh sebaiknya
peneliti mencatat peristiwa itu ketika kejadian itu berlangsung, jangan
ditunda.
(c) Skala
penilaian
Skala penilaian
pada dasarnya hamper sama dengan daftar cek, hanya aspek yang
diteliti/diobservasi dijabarkan ke dalam bentuk skala atau kriteria-kriteria
tertentu. Skala penilaian dapat dibagi ke dalam 3 bentuk, yaitu bentuk kategori
(dijabarkan ke dalam bentuk kualitatif), numerical (penilaian diganti dengan
nomor), dan bentuk grafis (baik vertical maupun horizontal).[36]
2)
Wawancara
Wawancara
adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai.
Dilihat dari sifatnya, ada dua jenis wawancara yaitu, wawancara langsung dan
wawancara tidak langsung.wawancara langsung yaitu pewawancara melakukan
komumikasi demgan subjek yang akan dievaluasi. Sedangkan, wawancara tidak
langsung, dilakukan melalui perantara dalam kegiatan pengmpulan data subjek
yang dibuthkan.
Dilihat
dari cara pelaksanaannya wawancara dibedakan menjadi dua bagian. Pertama,
wawancara incidental yaitu wawancara yang dapat dilakukan sewaktu- waktu bila
perlu (tanpa direncanakan). Kedua, wawancara berencana adalah wawancara yang
dilaksanakan secara formal, direncanakan waktu, tempat serta materi
wawancaranya.
3). Penilaian
produk
Penilaian
produk adalah bentuk penilaian yang digunakan untuk melihat kemampuan siswa
dalam menghasilkan suatu karya tertentu[37]
4). Penilaian
portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian yang dilakukan terhadap karya- karya siswa
selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
dikumpulkan selama periode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan
siswa baik mengenai pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa terhadap mata
pelajaran yang bersangkutan.[38]
C. KESIMPULAN
Penilaian berbasis kelas (PBK) menurut Prof. Dr. H. Wina
Sanjaya, M.Pd. dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran”, disebutkan
bahwa PBK merupakan bagian
integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan
dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh
siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti
yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses
pembelajaran.
Tujuan PBK adalah:
1.
Penelusuran (keeping
track).
2.
Pengecekan (Checking-up).
3.
Pencarian (finding-up).
4.
Penyimpulan (Summing-up).
Sedangkan fungsi PBK menurut
Abdul Majid, penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh
guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan
balik.
Pendekatan prinsip PBK adalah agar
penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan diatas.
Macam-macam PBK:
a. Tes
Tertulis
b. Penilaian
Kinerja (Performance Assessment)
c. Penilaian
Portofolio
d. Penilaian
Proyek
e. Penilaian
Hasil Kerja (Product Assessment)
f. Penilaian Sikap Dalam kegiatan pembelajaran,
g. Penilaian
Diri (Self Assessment)
h. Peta
Perkembangan Hasil Belajar
i. Analisis
Instrumen
j. Evaluasi
Hasil Penilaian
Jenis PBK sesuai
Prinsip dan Fungsinya
1. Tes
a. Tes berdasarkan jumlah peserta
b. Tes standar dan tes buatan guru
c. Fungsi Tes
d. Tes berdasarkan pelaksanaannya
2. Non
Tes
a.
Observasi
b.
Wawancara
c.
Penilaian produk
d.
Penilaian portofolio
.
DAFTAR
PUSTAKA
Fajar, Arnie. 2009. Portofolio :
Dalam Pelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan
Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
______. 2013. Strategi Pembelajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan
pembelajaran: Teori dan praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip
Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
[1] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta
: Kencana Prenada Media Group, 2013) hal. 175
[2] Ibid, hal. 177
[3] Ibid, hal. 179
[4] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008) hal. 350
[5] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet. 7, hal.
187-188
[6] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2013) hal. 338
[8] Ibid, hal. 187
[9] Ibid, hal.190
[10] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal.
183
[11] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 195
[12] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal.
184
[13] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 200
[14] Ibid, hal. 201
[15] Arnie Fajar, Portofolio : Dalam Pelajaran IPS, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. 2009), cet. 5, hal.91
[16] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 207
[17] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal.
194
[18] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….. hal. 209
[19] Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran,…. hal.
193
[20] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran , ….., hal. 213
[21] Ibid, hal. 216
[22] Ibid, hal. 218
[23] Ibid, hal.223
[24] Ibid, hal. 224
[25] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, …… hal.354
[26] Ibid, hal.355
[28] Ibid, hal 356
[36] Ibid, hal. 360
[37] Ibid, hal. 362
[38] Ibid
No comments:
Post a Comment