STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
OLEH:
LIA HERLIAWATI
(1112011000030)
Membuat metode pembelajaran:
1.
Nama
Metode:
Metode yang saya buat diberi nama “Puzzle Challanges” yang
dalam bahasa Indonesia berarti Tantangan Puzzle. Metode ini diberi nama demikian
karena pembelajaran yang dilakukan yaitu menggunakan Puzzle untuk membuat siswa
aktif di kelas.
2.
Deskripsi
Metode:
Metode puzzle challanges ini mudah disesuaikan dengan pokok
bahasan, dalam makna lebih menjadi alat mencapai sasaran dan tujuan instruksional.
Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar, juga memperjelas
dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa
makin jelas.
3.
Logistic
yang dibutuhkan:
a.
Papan
puzzle ukuran 1x1 meter
b.
Potongan-potongan
gambar puzzle yang di belakangnya di tulis pertanyaan yang berhubungan dengan
materi.
4.
Langkah-langkah
metode:
Langkah-langkah
dalam metode time for puzzle adalah sebagai berikut:
a.
Guru
menyampaikan komptensi yang ingin dicapai
b.
Menyajikan
materi sebagai pengantar
c.
Guru
mempersiapkan puzzle dari gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
d.
Guru
membagi siswa ke dalam 4 kelompok
e.
Setiap
kelompok di beri 4 buah potongan puzzle yang dibelakangnya ditulis pertanyaan
untuk di jawab oleh masing-masing kelompok
f.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan
g.
Apabila
jawaban tepat, kelompok boleh menempelkan puzzle di papan puzzle yang telah
disediakan di depan, begitu selanjutnya hingga papan puzzle lengkap
h.
Setelah
puzzle lengkap, guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok untuk
memperhatikan/ menganalisa gambar melalui diskusi
i.
Tiap
kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya
j.
Guru
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
k.
kesimpulan
5.
Teori
belajar yang mendukung:
Teori belajar yang dapat dijadikan dasar dalam metode pembelajaran
yang saya buat antara lain teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan
konstruktivisme atau ada yang memandangnya sebagai pendekatan konstruktivis
a.
Teori
belajar behaviorisme
Menurut teori
ini, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respons. Belajar disini ditekankan pada perubahan perilaku
yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara guru sebagai pemberi
stimulus dan murid sebagai perespons tindakan stimulus yang diberikan.
b.
Teori
belajar kognitivisme
Teori-teori
kognitif seperti information theory (teori pemroses informasi) dan teori
schema telah memberi dampak yang begitu besar terhadap metode
pembelajaran khususnya dalam hubungannya dengan memahami pengetahuan awal (prior
knowledge) serta menganalisi peserta didik dan konteks dalam mempelajari
pengetahuan dan keterampilan baru. Begitu juga teori situated learning memberikan
penekanan terhadap pentingnya mempertimbangkan faktor sosiokultural dalam
belajar.
c.
Teori
belajar konstruktivisme
Teori
pembelajaran Gagne dan pendekatan konstruktivis telah memberikan petunjuk untuk
mendesain lingkungan belajar yang memfasilitasi pemerolehan kemampuan, sikap,
dan keterampilan yang diinginkan.
Selain itu,
dasar dalam metode yang saya buat yaitu berdasarkan kecenderungan belajar anak
usia sekolah dasar yang memiliki tiga ciri, yaitu:
a.
Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibau, diraba, dan diotak-atik,
dengan titik penekanan pada manfaat lingkungan sebagai sumber belajar.
b.
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini menggambarkan cara berpikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
c.
Hierarkis
Pada tahap usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
No comments:
Post a Comment