Kesepian Di
Tengah Keramaian
Nyanyian alam
membangunkanku dari dekapan sang malam, sedikit demi sedikit sang raja siang
mulai bangkit, seiring mengeringnya embun di bawah daun-daun hijau yang mungil.
Ku mulai rutinitas sehari-hari, namun kurasa ada yang berbeda. Entah mengapa
dalam keramaian ini aku merasa kesepian.
Sepi? Mengapa
sepi? Padahal aku tidaklah sendiri. Selalu ada dia yang menemani hari-hari.
Mengapa seakan-akan aku sendiri? Kini, aku tak seperti dulu lagi, aku yang
penyabar, aku yang periang, aku yang pemaaf, aku yang selalu sepenuh hati kini
tiada lagi? Teersesat di dunia apakah aku ini? Kini aku bukanlah aku. Aku tak
nyaman dengan duniaku. Aku memang terlalu egois, bahkan kepada diriku sendiri.
Aku memaksakan hal yang sebenarnya tak mampu ku atasi. Aku butuh kamu.
Ya, aku butuh
kamu, namun sama halnya denganku. Kau pun tak seperti yang dulu. Mengapa waktu
bisa mengikis habis dirimu yang dulu, sehingga kini kau tak dapat ku kenali.
Kini rasa nyamanpun menghindar dari sisi kita, kau semakin ego dan aku pun tak
berbeda. Kau semakin merasa memilikiku, sehingga aku harus menjadi apa yang kau
mau, kau paksa aku untuk meninggalkan jiwaku. Lalu, akan menjadi apakah aku
tanpa jiwaku? Mengapa kau begitu nyaman menjadikan aku boneka mu, mengapa kau
begitu puas jika aku menuruti keinginanmu, padahal semua kulakukan tanpa hati
No comments:
Post a Comment