Tuesday 22 April 2014

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM



PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Formatif Mata Kuliah Pengantar Kurikulum
Dosen Pengampu : Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D


 

Oleh :

LIA   HERLIAWATI            1112011000030


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M





KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan dan sanjungkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi kenikmatan yang tiada henti-hentinya kepada kita, makhluk ciptaan-Nya. Salah satu kenikmatannya ialah terselesaikannya tugas formatif mata kuliah Pengantar Kurikulum yang berjudul Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman keterpurukan ke jaman yang penuh perdamaian yaitu Islam. Kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai hari kiamat, Amin...
Dalam penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, diantaranya kami ucapkan terimakasih kepada ayahanda dan ibunda kami yang senantiasa mencurahkan doanya dalam menyukseskan pembuatan makalah ini, tak lupa kepada Bapak Dosen kita yang tak bosan-bosannya membimbing kami. Dan juga kepada teman-teman yang senantiasa memberikan supportnya kepada kami.
Makalah Pengantar Kurikulum ini disampaikan dalam keadaan sempit dan serba kekurangan, dan penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun meskipun demikian penulis  telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil sebaik-baiknya. Oleh karna itu apabila ada kritikan dan saran yang membangun bagi penulis khususnya, akan saya  terima dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat memberi banyak nilai tambah dan amaliyah. Tentu dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan, baik dalam penulisan ataupun materinya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan masukannya untuk pembetulannya karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak terlepas dari salah dan lupa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, April 2014

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................   2
DAFTAR ISI......................................................................................................................   3
BAB I             PENDAHULUAN …………………………………………………….....   4
A.    Latar Belakang........................................................................................  4
B.     Rumusan Masalah...................................................................................  4
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Sumber dan tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum..................................   5
B.     Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.................................................    5
1.      Prinsip-prinsip Umum........................................................................   5
2.      Prinsip-prinsip Khusus ......................................................................   9
BAB III          KESIMPULAN...........................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................  13




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip yang dianut di dalam pengembangan kurikulum merupakan kaidah, norma, pertimbangan atau aturan yang menjiwai kurikulum itu. Penggunaan prinsip “pendidikan seumur hidup”, umpamanya, mewajibkan pengembangan kurikulum dengan mensistemkan kurikulumnya sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dengan kurikulum itu paling tidak mampu untuk dididik lebih lanjut dan memiliki semangat belajar yang tinggi dan lestari. Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang di dalam kehidupan sehari-hari atau menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh sebab itu, mungkin saja terjadi prinsip pengembangan kurikulum di suatu sekolah berbeda dengan prinsip yang digunakan di sekolah lain.
Prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan kaidah yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum. Dalam fase perencanaan kurikulum, prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evalusi, pengambilan keputusan, dan krasi elemen-elemen kurikulum. Proses pengembangan kurikulum harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Selain itu, adanya berbagai macam prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum merupakan suatu disiplin ilmu trsendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Prinsip-prinsip apa saja yang terdapat di pengembangan kurikulum?
2.      Apa makna dari prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sumber dan Tipe Prinsip pengembangan kurikulum
Menurut Oliva, dikutip dari buku Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum karya Zainal Arifin, bahwa ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: “data empiris, data eksperimen, cerita/legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat.”
Zainal Arifin mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, yaitu: anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh, anggapan kebenaran parsial, dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian.
B.     Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan pengembangan kurikulum, agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman. Dalam buku Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Zainal Arifin menyebutkan bahwa prinsip-prinsip tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus[1].
1.      Prinsip-prinsip Umum,  prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum adalah :
a.       Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam pensisikan. Tujuan pendidikan mempunyai hierarki tertentu, mulai dari tujuan yang sangat umum sampai dengan tujuan khusus (spesifik). Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek perilaku peserta didik, baik dalam domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola pikir dan pola bertindak. Ciri utama prinsip ini adalah digunakannya pemikiran yang sistematik dan sistemik di dalam pengembangan kurikulum. Prinsip ini sekurang-kurangnya digunakan untuk menunjukkan tiga hal, yaitu sebagai indikator penguasaan kemampuan, sebagai titik awal desain dan implementasi kurikulum, dan sebagai kerangka untuk memahami kurikulum.
Implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler terarah untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.      Prinsip relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat[2], perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan dunia pekerjaan. Jika relevansi eksternal ini tidak terpenuhi, berarti kurikulum tersebut tidak ada artinya bagi kehidupan masyarakat. Relevansi internal yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.[3]
Implikasinya adalah mengusahakan pengembangan kurikulum sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dan kurikulum itu dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.[4]
c.       Prinsip efisiensi
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah dikeluarkan. Dalam dunia pendidikan, tentu saja sulit untuk membandingkan nilai hasil dan usaha seperti pada produk atau mesin. Sekalipun demikian, dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan pada umumnya, prinsip efisiensi ini perlu kita perhatikan, baik efisiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan menghasilkan efisiensi dari segi biaya.[5]
Implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu memadai dan memenuhi harapan.[6]
d.      Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan dan diinginkan dapat terlaksana atau tercapai.[7] Menurut Zainal Arifin, di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Dimensi proses mengacu pada keefektifan proses pembelajaran sebagai  real curriculum ( keefektifan guru mengajar dan keefektifan peserta didik belajar), sedangkan dimensi produk mengacu pada hasil yang ingin dicapai.
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum  harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat membuahkan hasil, yaitu menguasai kompetensi tanpa ada kegiatan yang mubadzir.
e.       Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada,[8] artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak.[9] Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Fleksibilitas disini mencakup dua dimensi, yaitu dimensi proses dan dimensi hasil yang diharapkan. Dalam dimensi proses, guru harus fleksibel mengembangkan program pembelajaran, terutama penggunaan strategi, pendekatan, metode, media pembelajaran, sumber belajar, dan teknik penilaian. Peserta didik juga fleksibel memilih program pendidikan. begitu juga hasil yang diharapkan, tidak hanya untuk satu jenis pekerjaan tertentu saja, tetapi bisa juga untuk pekerjaan yang lain.[10]
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan serta ketersediaan waktu tanpa merombak standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.[11]
f.       Prinsip integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Bermakna maksudnya suatu keseluruhan itu memiliki arti, nilai, manfaat atau faedah tertentu. Prinsip ini berasumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam struktur tertentu.
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus memperhatikan dan mengusahakan agar pendidikan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya.[12] 
g.      Prinsip kontinuitas
Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, artinya, bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.[13]
Implikasinya adalah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler merupakan bagian yang berkesinambungan dengan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya, baik secara vertikal (bertahap, berjenjang) maupun secara horizontal.[14]
h.      Prinsip sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapat serasi, selaras, seimbang, searah, dan setujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan dan mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termasuk dengan kegiatan ekstra dan kokorikuler.[15]
i.        Prinsip objektivitas
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan (intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler) dilakukan dengan tatanan kebenaran ilmiah serta mengesampingkan pengaruh-pengaruh subjektivitas, emosional dan irasional.[16]
j.        Prinsip demokrasi
Dalam mengembangkan kurikulum perlu memperhatikan nilai-nilai demokratis, tujuannya untuk menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis. Pengembangan kurikulum harus dilandasi nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik.


2.      Prinsip-prinsip khusus, prinsip-prinsip khusus yang bersumber dari anatomi kurikulum, yaitu:
a.       Prinsip-prinsip tujuan kurikulum
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
1)      Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah,
2)      Survey mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka melalui angket atau wawancara,
3)      Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa,
4)      Survey tentang manpower,
5)      Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama, dan
6)      Penelitian.[17]
b.      Prinsip-prinsip isi kurikulum
Zainal Arifin mengemukakan bahwa prinsip isi kurikulum menunjukkan bahwa :
1)      Isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu Negara,
2)      Isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan character building,
3)      Isi kurikulum harus mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya agar peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang sehat dan kuat,
4)      Isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat,
5)      Isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik.
6)      Isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
7)      Isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
8)      Isi kurikulum harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat,
9)      Isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra, dan kokurikuler.
10)  Isi kurikulum harus memungkinkan adanya kontinuitas antara satu lembaga dengan lembaga pendidikan lainnya, dan
11)  Isi kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat.
c.       Prinsip-prinsip didaktik-metodik
Prinsip ini meliputi :
1)      Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan praktis,
2)      Pengetahuan dan kegiatan harus selaras dengan taraf pemahaman peserta didik,
3)      Guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian, dan kemampuan peserta didik,
4)      Penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik,
5)      Dalam pembelajaran, guru harus dapat membentuk perpaduan antara kegiatan belajar individual dengan kegiatan belajar kelompok,
6)      Guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik,
7)      Penyajian bahan pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan YME,
8)      Penyajian bahan hendaknya menggunakan multimetode, media, sumber belajar, dan variasi teknik penilaian, dan
9)      Dalam hal tertentu, guru perlu memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
d.      Prinsip yang berkenaan dengan media dan sumber belajar
Prinsip ini menunjukkan kesessuaian media dan sumber belajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemauan guru, praktis-ekonomis. Untuk itu, pengembang kurikulum harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain objectivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi (sekolah dan peserta didik), kualitas media, keefektifan, dan efisiensi penggunaan.
e.       Prinsip-prinsip evaluasi
Prinsip ini meliputi : prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objectivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik pengembangan instrument, perlu diperhatikan : prosedur penyususnan instrumen, jenis dan teknik penilaian, kesesuaian instrument dengan kompetensi, jenjang kemampuan yang diukur, tingkat perkembangan peserta didik, waktu yang diperlukan, teknik pengolahan dan analisis item, administrasi penilaian, dan pemanfaatan hasil penilaian.

Manfaat yang bisa diambil dari prinsip umum dan prinsip khusus pengembangan kurikulum tersebut adalah kita bisa menggunakannya secara bersamaan, karena akan saling melengkapi.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan kaidah yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum. Adanya berbagai macam prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum merupakan suatu disiplin ilmu trsendiri.
2.      Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan pengembangan kurikulum, prinsip ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus
a.      Prinsip-prinsip Umum
1)      Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi
2)      Prinsip relevansi
3)      Prinsip efisiensi
4)      Prinsip efektifitas
5)      Prinsip fleksibilitas
6)      Prinsip integritas
7)      Prinsip kontinuitas
8)      Prinsip sinkronisasi
9)      Prinsip objektivitas
10)  Prinsip demokrasi
b.      Prinsip-prinsip khusus
1)      Prinsip-prinsip tujuan kurikulum
2)      Prinsip-prinsip isi kurikulum
3)      Prinsip-prinsip didaktik-metodik
4)      Prinsip yang berkenaan dengan media dan sumber belajar
5)      Prinsip-prinsip evaluasi


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar.2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya, Wina.2008.  Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Kencana
Soetopo, Hidayat dan Soemanto, Wasty. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum : Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara  
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek . Bandung: Remaja Rosdakarya



[1] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) cet.3, hal.31
[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) cet.9, hal.150
[3] Ibid,  hal.151
[4] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal. 32
[5] Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum : Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993) Ed.1, cet.4, hal.51
[6] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[7] Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum …. hal.51
[8] Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008) hal.40
[9] Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum …. Hal. 53
[10] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[11] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[12] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.34
[13] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) hal.32
[14] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[15] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[16] Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[17] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum….  hal.151

1 comment:

  1. ASSALAMUALAIKUM MBAK SAYA IZIN COPY PASTE,TERIMA KASIH

    ReplyDelete