PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Formatif Mata Kuliah Pengantar Kurikulum
Dosen
Pengampu : Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D
Oleh
:
LIA HERLIAWATI 1112011000030
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
M
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan dan
sanjungkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi kenikmatan yang tiada
henti-hentinya kepada kita, makhluk ciptaan-Nya. Salah satu kenikmatannya ialah
terselesaikannya tugas formatif mata kuliah Pengantar Kurikulum yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum”. Shalawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman keterpurukan ke jaman yang penuh
perdamaian yaitu Islam. Kepada keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya sampai hari kiamat, Amin...
Dalam
penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak,
diantaranya kami ucapkan terimakasih kepada ayahanda dan ibunda kami yang
senantiasa mencurahkan doanya dalam menyukseskan pembuatan makalah ini, tak
lupa kepada Bapak Dosen kita yang tak bosan-bosannya membimbing kami. Dan juga
kepada teman-teman yang senantiasa memberikan supportnya kepada kami.
Makalah
Pengantar Kurikulum ini disampaikan dalam keadaan sempit dan serba
kekurangan, dan penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun meskipun
demikian penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai hasil sebaik-baiknya. Oleh karna itu apabila
ada kritikan dan saran yang
membangun bagi penulis khususnya, akan saya terima dengan senang hati.
Semoga
makalah ini dapat memberi banyak nilai tambah dan amaliyah. Tentu dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan
dan kekhilafan, baik dalam penulisan ataupun materinya. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mohon saran dan masukannya untuk pembetulannya karena
penulis hanyalah manusia biasa yang tidak
terlepas dari salah dan lupa.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Ciputat, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
2
DAFTAR ISI......................................................................................................................
3
BAB
I PENDAHULUAN
……………………………………………………..... 4
A.
Latar
Belakang........................................................................................
4
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................
4
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sumber
dan tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum.................................. 5
B.
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.................................................
5
1.
Prinsip-prinsip
Umum........................................................................
5
2.
Prinsip-prinsip
Khusus ...................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengembangan kurikulum harus
didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip yang dianut di dalam
pengembangan kurikulum merupakan kaidah, norma, pertimbangan atau aturan yang
menjiwai kurikulum itu. Penggunaan prinsip “pendidikan seumur hidup”,
umpamanya, mewajibkan pengembangan kurikulum dengan mensistemkan kurikulumnya
sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dengan kurikulum itu paling tidak
mampu untuk dididik lebih lanjut dan memiliki semangat belajar yang tinggi dan
lestari. Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang di dalam kehidupan sehari-hari atau menciptakan sendiri
prinsip-prinsip baru. Oleh sebab itu, mungkin saja terjadi prinsip pengembangan
kurikulum di suatu sekolah berbeda dengan prinsip yang digunakan di sekolah
lain.
Prinsip
pengembangan kurikulum menunjukkan kaidah yang harus diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum. Dalam fase perencanaan kurikulum, prinsip-prinsip
tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari
pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evalusi,
pengambilan keputusan, dan krasi elemen-elemen kurikulum. Proses pengembangan
kurikulum harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Selain itu, adanya
berbagai macam prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum
merupakan suatu disiplin ilmu trsendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Prinsip-prinsip
apa saja yang terdapat di pengembangan kurikulum?
2.
Apa
makna dari prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber
dan Tipe Prinsip pengembangan kurikulum
Menurut Oliva, dikutip dari buku Konsep dan
Model Pengembangan Kurikulum karya Zainal Arifin, bahwa ada empat sumber
prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: “data empiris, data eksperimen,
cerita/legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat.”
Zainal Arifin mengemukakan bahwa
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe
prinsip, yaitu: anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh, anggapan kebenaran
parsial, dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian.
B. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di
dalam kegiatan pengembangan kurikulum, agar kurikulum dapat berfungsi sebagai
pedoman. Dalam buku Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Zainal Arifin
menyebutkan bahwa prinsip-prinsip tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus[1].
1. Prinsip-prinsip
Umum, prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum
adalah :
a. Prinsip berorientasi
pada tujuan dan kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan sesuatu yang
ingin dicapai dalam pensisikan. Tujuan pendidikan mempunyai hierarki tertentu,
mulai dari tujuan yang sangat umum sampai dengan tujuan khusus (spesifik).
Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek perilaku peserta didik, baik dalam
domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola pikir dan
pola bertindak. Ciri utama prinsip ini adalah digunakannya pemikiran yang
sistematik dan sistemik di dalam pengembangan kurikulum. Prinsip ini
sekurang-kurangnya digunakan untuk menunjukkan tiga hal, yaitu sebagai indikator
penguasaan kemampuan, sebagai titik awal desain dan implementasi kurikulum, dan
sebagai kerangka untuk memahami kurikulum.
Implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan
kurikuler terarah untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Prinsip relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi
eksternal maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat[2], perkembangan kehidupan
masa sekarang dan masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan dunia
pekerjaan. Jika relevansi eksternal ini tidak terpenuhi, berarti kurikulum
tersebut tidak ada artinya bagi kehidupan masyarakat. Relevansi internal yaitu
ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini
menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.[3]
Implikasinya adalah mengusahakan pengembangan
kurikulum sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dan kurikulum itu dapat
memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.[4]
c. Prinsip efisiensi
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah dikeluarkan. Dalam
dunia pendidikan, tentu saja sulit untuk membandingkan nilai hasil dan usaha
seperti pada produk atau mesin. Sekalipun demikian, dalam pengembangan
kurikulum dan pendidikan pada umumnya, prinsip efisiensi ini perlu kita
perhatikan, baik efisiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya
akan menghasilkan efisiensi dari segi biaya.[5]
Implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan
kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain secara
cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu memadai dan memenuhi
harapan.[6]
d. Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan
dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan dan diinginkan dapat terlaksana
atau tercapai.[7]
Menurut Zainal Arifin, di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita
tinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Dimensi proses mengacu pada
keefektifan proses pembelajaran sebagai
real curriculum ( keefektifan guru mengajar dan keefektifan peserta
didik belajar), sedangkan dimensi produk mengacu pada hasil yang ingin dicapai.
Implikasinya adalah para pengembang
kurikulum harus mengusahakan agar
kegiatan kurikuler bersifat membuahkan hasil, yaitu menguasai kompetensi tanpa
ada kegiatan yang mubadzir.
e. Prinsip
fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel.
Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada,[8] artinya ada semacam ruang
gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak.[9] Kurikulum yang kaku atau
tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Fleksibilitas disini mencakup dua
dimensi, yaitu dimensi proses dan dimensi hasil yang diharapkan. Dalam dimensi
proses, guru harus fleksibel mengembangkan program pembelajaran, terutama
penggunaan strategi, pendekatan, metode, media pembelajaran, sumber belajar,
dan teknik penilaian. Peserta didik juga fleksibel memilih program pendidikan.
begitu juga hasil yang diharapkan, tidak hanya untuk satu jenis pekerjaan
tertentu saja, tetapi bisa juga untuk pekerjaan yang lain.[10]
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum
harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat luwes, dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di lapangan serta ketersediaan waktu tanpa merombak
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.[11]
f. Prinsip integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu
keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Bermakna maksudnya
suatu keseluruhan itu memiliki arti, nilai, manfaat atau faedah tertentu. Prinsip
ini berasumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan
berfungsi dalam struktur tertentu.
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum
harus memperhatikan dan mengusahakan agar pendidikan dapat menghasilkan
pribadi-pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya.[12]
g. Prinsip kontinuitas
Kurikulum harus dikembangkan secara
berkesinambungan, artinya, bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian
disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain
memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur
dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak
jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru
dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.[13]
Implikasinya adalah mengusahakan agar setiap
kegiatan kurikuler merupakan bagian yang berkesinambungan dengan
kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya, baik secara vertikal (bertahap,
berjenjang) maupun secara horizontal.[14]
h. Prinsip sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan
mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler
serta pengalaman belajar lainnya dapat serasi, selaras, seimbang, searah, dan
setujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan
dan mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termasuk dengan kegiatan
ekstra dan kokorikuler.[15]
i.
Prinsip objektivitas
Kurikulum harus dikembangkan dengan
mengusahakan agar semua kegiatan (intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler)
dilakukan dengan tatanan kebenaran ilmiah serta mengesampingkan
pengaruh-pengaruh subjektivitas, emosional dan irasional.[16]
j.
Prinsip demokrasi
Dalam mengembangkan kurikulum perlu
memperhatikan nilai-nilai demokratis, tujuannya untuk menjadikan sekolah
sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis.
Pengembangan kurikulum harus dilandasi nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan
memperhatikan keragaman peserta didik.
2. Prinsip-prinsip
khusus, prinsip-prinsip
khusus yang bersumber dari anatomi kurikulum, yaitu:
a. Prinsip-prinsip
tujuan kurikulum
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua
kegiatan pendidikan. perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu
pada tujuan pendidikan. tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum
atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
1) Ketentuan dan
kebijaksanaan pemerintah,
2) Survey mengenai
persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka melalui angket atau
wawancara,
3) Survey tentang
pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa,
4) Survey tentang
manpower,
5) Pengalaman
Negara-negara lain dalam masalah yang sama, dan
6) Penelitian.[17]
b. Prinsip-prinsip isi
kurikulum
Zainal
Arifin mengemukakan bahwa prinsip isi kurikulum menunjukkan bahwa :
1) Isi kurikulum harus
mencerminkan falsafah dan dasar suatu Negara,
2) Isi kurikulum harus
diintegrasikan dalam nation dan character building,
3) Isi kurikulum harus
mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya agar peserta didik memiliki mental,
moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta
memiliki fisik yang sehat dan kuat,
4) Isi kurikulum harus
mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan
bertanggung jawab dalam masyarakat,
5) Isi kurikulum harus
memadukan teori dan praktik.
6) Isi kurikulum harus
memadukan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
7) Isi kurikulum harus
diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
8) Isi kurikulum harus
sesuai dengan minat, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat,
9) Isi kurikulum harus
dapat mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra, dan kokurikuler.
10) Isi kurikulum harus
memungkinkan adanya kontinuitas antara satu lembaga dengan lembaga pendidikan
lainnya, dan
11) Isi kurikulum harus
dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat.
c. Prinsip-prinsip
didaktik-metodik
Prinsip ini meliputi :
1) Semua pengetahuan
dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan praktis,
2) Pengetahuan dan
kegiatan harus selaras dengan taraf pemahaman peserta didik,
3) Guru harus
membangkitkan dan memupuk minat, perhatian, dan kemampuan peserta didik,
4) Penyajian bahan
pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik,
5) Dalam pembelajaran,
guru harus dapat membentuk perpaduan antara kegiatan belajar individual dengan
kegiatan belajar kelompok,
6) Guru harus dapat
mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik,
7) Penyajian bahan
pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada
Tuhan YME,
8) Penyajian bahan
hendaknya menggunakan multimetode, media, sumber belajar, dan variasi teknik
penilaian, dan
9) Dalam hal tertentu,
guru perlu memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
d. Prinsip yang
berkenaan dengan media dan sumber belajar
Prinsip ini menunjukkan kesessuaian media dan
sumber belajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi
pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta
didik, tingkat kemauan guru, praktis-ekonomis. Untuk itu, pengembang kurikulum
harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain objectivitas, program
pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi (sekolah dan peserta didik),
kualitas media, keefektifan, dan efisiensi penggunaan.
e. Prinsip-prinsip
evaluasi
Prinsip ini meliputi : prinsip mendidik,
prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objectivitas, prinsip
kooperatif, prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik
pengembangan instrument, perlu diperhatikan : prosedur penyususnan instrumen,
jenis dan teknik penilaian, kesesuaian instrument dengan kompetensi, jenjang
kemampuan yang diukur, tingkat perkembangan peserta didik, waktu yang
diperlukan, teknik pengolahan dan analisis item, administrasi penilaian, dan
pemanfaatan hasil penilaian.
Manfaat yang bisa diambil dari prinsip
umum dan prinsip khusus pengembangan kurikulum tersebut adalah kita bisa
menggunakannya secara bersamaan, karena akan saling melengkapi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Prinsip
pengembangan kurikulum menunjukkan kaidah yang harus diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum. Adanya berbagai macam prinsip pengembangan kurikulum
menunjukkan bahwa kurikulum merupakan suatu disiplin ilmu trsendiri.
2.
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan di dalam kegiatan pengembangan kurikulum, prinsip ini dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus
a.
Prinsip-prinsip Umum
1) Prinsip berorientasi
pada tujuan dan kompetensi
2) Prinsip relevansi
3) Prinsip efisiensi
4) Prinsip efektifitas
5) Prinsip
fleksibilitas
6) Prinsip integritas
7) Prinsip kontinuitas
8) Prinsip sinkronisasi
9) Prinsip objektivitas
10) Prinsip demokrasi
b. Prinsip-prinsip
khusus
1) Prinsip-prinsip
tujuan kurikulum
2) Prinsip-prinsip isi
kurikulum
3) Prinsip-prinsip
didaktik-metodik
4) Prinsip yang
berkenaan dengan media dan sumber belajar
5) Prinsip-prinsip
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal. 2013. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hamalik,
Oemar.2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya,
Wina.2008. Kurikulum dan pembelajaran:
teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta:
Kencana
Soetopo,
Hidayat dan Soemanto, Wasty. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum : Sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek . Bandung:
Remaja Rosdakarya
[1]
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013) cet.3, hal.31
[2]
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007) cet.9, hal.150
[3]
Ibid, hal.151
[4]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal. 32
[5]
Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum : Sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993)
Ed.1, cet.4, hal.51
[6]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[7]
Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum ….
hal.51
[8]
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan kurikulum
tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008) hal.40
[9]
Hidayat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum ….
Hal. 53
[10]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[11]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.33
[12]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.34
[13]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
hal.32
[14]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[15]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[16]
Zainal Arifin, Konsep dan Model…. hal.35
[17]
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum…. hal.151
ASSALAMUALAIKUM MBAK SAYA IZIN COPY PASTE,TERIMA KASIH
ReplyDelete