AYAH
;aku mengerti
Oleh : Lia Herliawati
Aku tersesat dalam kabut polusi
Demi memperjuangkan sesuap nasi...
Dan saat aku membayangkan jerih payahmu ayah...
Aku hanya bisa menelan ludah...
Lelah....
Keringatku sampai mengering saat nasi belum sampai ke tenggorokan...
Jika kau tanya apakah aku lapar?
ya, sangat...
Bahkan dahagaku mampu mengeringkan danau toba...
Hanya saja aku malu...
Malu pernah menjadi anak manja...
Malu selama ini kau suapi
Tanpa tahu betapa pedihnya mendapatkan butiran nasi...
Kini aku baru mengerti...
Hidup itu tak hanya untuk dinikmati...
Tapi juga untuk disyukuri...
Terimakasih ayah...
Tak sengaja putrimu meneteskan embun di ujung mata
:'-)
Jakarta,
3 Noveember 2014
No comments:
Post a Comment