KONJUNGSI & PENGGUNAANNYA
KONJUNGSI
BAHASA INDONESIA
A.
Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan kata
dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
B.
Jenis-jenis Konjungsi
Ditinjau dari kedudukan konstituen yang duhubungkan, dibedakan
adanya konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya
sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang menghubungkan
menyatakan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah
konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan ada
konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi
yang menyatakan. Aturan penggunaan konjungsi itu adalah sebagai berikut:
1.
Konjungsi
Penjumlahan
Konjungsi
Penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk
konjungsi ini adalah konjungsi dan,
serta, dan dengan. Aturan penggunaannya
adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi
dan di gunakan untuk
menyatakan“hubungan penjumlahan” digunakan:
1)
Di
antara dua kata berkategori nomina. Contoh:
-
Ibu dan Ayah pergi ke pasar
-
Nenek
mambeli gula dan kopi
2)
Diantara
dua buah kata berkategori verba. Contoh:
-
Mereka
makan dan minum di kelas
-
Ibu
mencuci dan menyetrika pakaian kami
3)
Diantara
dua kata berkategori adjektiva yang tidak bertentangan. Contoh:
-
Anak
itu rajin dan pandai
-
Rumah
itu besar dan indah
Bila kedua kata berkategori adjektiva yang dihubungkan dengan
konjungsi dan itu sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi
predikat. Jadi konstruksi “Anak itu rajin dan malas“ tidak bias diterima;
tetapi bila menduduki fungsi subjek diterima. Simak kontruksi berikut:
-
Kaya
dan miskin di depan Tuhan sama saja
-
Tua dan muda boleh datang, asal membayar
4)
Diantara
dua buah klausa dalam kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
-
Nenek
bermain gitar dan kakek meniup clarinet
-
Dika
belajar bahasa Inggris dan Nita
belajar bahasa Jepang
Catatan:
(1)
Bila
yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan hanya ditempatkan diantara dua kata yang terakhir. Contoh:
-
Ibu,
ayah, dan kakak pergi ke Bogor
-
Ibu
kepasar membeli beras, minyak, gula, dan kopi
(2)
Bila klausa-klausa yang digabungkan dari dua
buah, maka konjungsi dan hanya
ditempatkan diantara dua kalusa yang terakhir. Contoh:
-
Ali
pergi ke Yogyakarta, Adi pergi ke Malang, dan
Ida pergi ke Surabaya
-
Kami
belajar di ruang dalam, ibu memasak di dapur, dan adik-adik bermain di halaman
(3)
Konjungsi
dan tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Contoh:
-
Dan ibu ayah pergi
ke pasar
-
Dan adik belajar
bahasa Inggris
b.
Konjungsi
serta digunakan untuk menyatakan
hubungan penjumlahan.
c.
Konjungsi
dengan dinyatakan untuk menyatakan
“hubungan penjumlahan” digunakan diantara dua buah kata berkategori nomina
pengisi fungsi subjek. Contoh:
-
Ibu dengan ayah pergi ke pasar.
-
Guru
dengan murid berada di kelas
Catatan:
(1)
Sebaiknya
kata dengan sebagai konjungsi diganti
dengan konjungsi dan.
(2)
Kata
dengan lebih berstatus sebagai
preposisi daripada sebagai konjungsi.
2.
Konjungsi
Pemilihan
Konjungsi
pemilihan adalah konjungsi yang memnghubungkan memilih salah satu konstituen
yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini hanyalah kata atau. Konjungsi atau digunakan:
1)
Di
antara dua buah kata berkategori nomina atau dua buah frase nominal. Contoh:
-
Nama
gadis itu Siti atau Ami?
-
Adi atau Ahmad yang kamu cari?
-
Sarjana
teknik atau sarjana sastra sama
pentingnya dalam pembangunan
2)
Di
antara dua buah kata berkategori verba. Contoh:
-
Jangan
menegur atau mengajak bicara
anak-anak nakal itu!
-
Silahkan
bertanya atau berkomentar!
-
Dalam
peperangan tak ada pilihan lain, membunuh atau
terbunuh!
3)
Di
antara dua buah kata berkategori ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh:
-
Mahal
atau murah akan kubeli rumah itu
-
Banyak
atau sedikit tidak masalah, yang
penting barangnya ada
-
Dicari
tenaga kerja terampil, pria atau
wanita
4)
Di
antara dua kata berkategori verba atau adjektiva dengan bentuk ingkarnya. Contoh:
-
Kamu
bisa datang atau tidak, bukanlah
urusanku
-
Jujur
atau tidak mereka itu, saya tidak
tahu
5)
Di
antara dua buah klausa dalam kalimat mejemuk koordinatif.
Contoh:
-
Sebaiknya
kita berangkat sekarang atau kita
tunggu dulu kedatangan beliau·
Aku yang datang kerumahmu, atau kamu
yang datang kerumahku?
Catatan :
Kalau yang
dipilih terdiri lebih dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan di muka unsur terakhir. Contoh:
-
Nama
anak itu Rita, Nita, atau Lita?
-
Kamu
datang mau membayar utang, mau mengejek, atau
mau berkelahi?
3.
Konjungsi
Pertentangan
Konjungsi
pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang
termasuk konjungsi ini adalah kata
tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya.
Adapun penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi
tetapi untuk menyatakan “hubungan
mempertentangkan” digunakan:
1)
Di
antara dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras di dalam
sebuah klausa. Contoh:
-
Dia
memang bodoh tetapi rajin
-
Anak
itu memang cerdas tetapi malas
2)
Di
antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama,
sedangkan predikatnya adalah dua buah kata berkategori ajektifa yang
berkontras. Contoh:
-
Pak
Lurah kita memang tegas tetapi
hatinya baik
-
Beliau
sungguh kaya tetapi pelitnya bukan
main
3)
Di
antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama; sedangkan
predikatnya berupa dua buah kata berkategori ajektifa yang bertentangan.
Contoh:
-
Kakaknya
pandai tetapi adiknya bodoh sekali
-
Rumahku
jauh dari kampus tetapi rumah beliau
disebelah kampus
4)
Di
antara dua buah klausa, yang klausa pertama berisi pernayataan, sedangkan
klausa kedua berisi pengingkaran dengan adverbia tidak. Contoh:
-
Ida
sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi
orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya
-
Saya
memang hadir disana tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan
5)
Di
antara dua buah klausa yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan
adverbia bukan dan kalusa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi
klausa pertama. Contoh:
-
Mereka
datang bukan untuk menolong tetapi untuk
menonton
-
Almarhum
bukan mati karena gantung diri tetapi karena
digantung orang.
Catatan:
(1)
Konjungsi
tetapi pada penggunaan (5) sebaiknya
diganti dengan konjungsi melainkan
(2)
Konjungsi
tetapi tidak boleh digunakan pada
awal kalimat, atau sebagai konjungsi antar kalimat. Simak:
-
Saya
ingin terus belajar. *Tetapi ayah
menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus belajar, tetapi ayah
menyuruh saya bekerja)
-
Ibu
mengizinkian saya pergi kesana. *Tetapi
ayah melarang (seharusnya: Ibu mengizinkan saya pergi ke sana, tetapi ayah
melarang)
b.
Konjungsi
namun digunakan untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan diantara
dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi peryataan; dan
kalimat kedua berisi peryataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
-
Sejak
kecil anak itu kami asuh, kami didik,dan kami sekolahkan, Namun, setelah dewasa
dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
-
Sehabis
lebaran kantor-kantor pemerintah masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk –duduk,
mengobrol, atau baca koran. Namun,
mereka berada di tempat sampai jam kantor usai.
Catatan:
(1)
Konjungsi
namun sebenarnya sama fungsinya
dengan konjungsi tetapi. Bedanya
kalau konjungsi tetapi adalah konjungsi antar klausa, sedangkan konjungsi namun adalah konjungsi antar kalimat.
(2)
Konjungsi
namun, untuk lebih menegaskan, dapat
diikuti kata begitu atau demikian. Contoh :
-
Sejak
kecil dia kami rawat dan kali sekolahkan. Namun
begitu, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
-
Anak
itu memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan suka menolong.
c.
Konjungsi
sedangkan untuk menyatakan “pertentangan” digunakan di antara dua buah
klausa dalam satu kalimat. Contoh:
-
Dua
orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya menunggu di luar
-
Sebuah
bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan lain
terjebak dalam kemacetan luar biasa.
d.
Konjungsi
sebaliknya digunakan untuk menyatakan “pertentangan” dapat digunakan di antara
dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat. Contoh:
-
Minat
anak-anak tamatan SMA untuk masuk Fakultas Kedokteran atau Teknik besar sekali.
Sebaliknya, untuk masuk Fakultas Sastra sedikit sekali
-
Para
perusuh itu bukan dicegah melakukan penjarahan; sebaliknya, tampaknya seperti
dibiarkan oleh para petugas.
4.
Konjungsi
Pembetulan
Konjungsi
pembetulan atau peralatan adalah konjungsi yang menhubungkan dan membetulkan
atau meralat kedua konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini
adalah kata-kata melainkan, dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai
berikut:
a.
Konjungsi
melainkan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di antara
dua buah klausa. Klausa pertama atau klausa sebelumnya berisi pernyataan yang
disertai advebia bukan; klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama.
Contoh:
-
Bukan
dia yang datang, melainkan temannya
-
Kami
bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya
-
Yang
diundang bukan 100 orang, melainkan
hanya 10 orang
b.
Konjungsi
hanya digunakan untuk menghubungkan
“membetulkan atau meralat” digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama
berisi pernyataan positif dan klausa kedua yang meralatnya berisi pernyataan
yang mengurangi kepositifan itu. Contoh:
-
Dia
tidak apa-apa, hanya kelelahan
-
Rumah
itu besar dan bagus, hanya halamannya
sempit
-
Kue
ini enak rasanya, hanya kurang manis
5.
Konjungsi
Penegasan
Konjungsi
penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau
menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan penggunaannya
adalah:
a.
Konjungsi
bahkan digunakan untuk menghubungkan
“menegaskan atau menguatkan” digunakan diantara dua buah kalimat atau klausa.
Contoh:
-
Anak
itu memang sangat nakal. Bahkan
ibunya sendiri sering ditipunya
-
Kikirnya
bukan main. Bahkan untuk makan
sendiri pun dia segan mengeluarkan uang
-
Orang
lain menyumbang minimal Rp 10.000,00. Dia Cuma Rp1.000,00. Bahkan itupun diberikan dengan perasaan terpaksa
b.
Konjungsi
apalagi digunakan untuk menhubungkan
“menyatakan penegasan” diletakkan diantara dua buah klausa (kalimat). Dalam hal
ini klausa (kalimat) kedua memberikan penegasan terhadap klausa (kalimat)
pertama itu. Contoh:
-
Hawa
di daerah itu sangat sejuk. Apalagi
pada pagi hari
-
Lalu
lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi pada jam-jam sibuk di pagi dan siang
hari
-
Anak
itu memang nakal sekali.Apalagi kalau
jauh dari ibunya
c.
Konjungsi
lagipula digunakan untuk menyatakan
“hubungan penegasan” sebagai alasan penguat terhadap pernyataan yang disebutkan
pada klausa (kalimat) pertama. Konjungsi ini diletakkan di muka klausa
(kalimat) terakhir dari beberapa klausa (kalimat) sebelumnya. Contoh:
-
Mari
kita makan di kedai itu; haganya murah; lagipula
pelayanannya sangat baik
-
Anak gadismu itu jangan kamu kawinkan dulu.
Dia masih kecil. Umurnya belum seberapa. Lagipula
dia masih ingin bersekolah
d.
Konjungsi
hanya digunakan untuk menghubungkan “menegaskan”digunakan
pada awal klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau kejadian pada klausa
pertama tidak seberapa. Contoh:
-
Sakitnya
tidak parah; hanya batuk-batuk dan
masuk angina
e.
Konjungsi
itupun digunakan untuk menghubungkan
“menegaskan” diletakkan pada awal klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa
(kalimat) pertama diawali dengan adverbia hanya. Contoh:
-
Hanya
seribu rupiah yang dapat kubeikan kepadamu, itupun
sebenarnya lembaran uangku satu-satunya yang terakhir
f.
Konjungsi
begitu juga adalah konjungsi antara
kalimat. Digunakan untuk menghubungkan menegaskan; ditempatkan pada awal
kalimat kedua. Contoh:
-
Anak itu bukan main nakalnya. Begitu juga dengan kakaknya
6.
Konjungsi
Pembatasan
Konjungsi
pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk
konjungsi ini adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut:
a.
Konjungsi
kecuali digunakan untuk menghubungkan
“membatasi” diletakkan pada awal klausa (kalimat) kedua. Contoh:
-
Saya
akan datang memenuhi undanganmu; kecuali kalau
hujan lebat
-
Semua
warga sudah setuju untuk menyumbang masing-masing Rp 20.000,00. Kecuali Tuan
Ali yang kaya raya itu
b.
Konjungsi
hanya untuk menghubungkan ‘membatasi’ pada dasarnya sama dengan adverbia
pembatasan hanya atau sebagai konjungsi penegasan hanya.
7.
Konjungsi
Pengurutan
Konjungsi
pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan
klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang
termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata-kata sesudah,sebelum, lalu,
mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata-kata pertama,
kedua, ketiga, dfan seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu,
dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah klausa yang membentuk
kalimat itu. Contoh:
-
Mula-mula kami
dipersilahkan masuk, lalu
dipersilahkannya duduk, dan selanjutnya
ditanya apa keperluan kami kepadanya.
8.
Konjungsi
Penyamaan
Konjungsi
penyamaan adalah konjungsi yang menhubungkan menyamakan antara dua klausa atau antara
klausa dengan bagian klausa.
a.
Konjungsi adalah digunakan untuk menghubungkan
dua bagian kalimat dimana bagian pertama merupakan maujud yang sama dengan
bagian kedua. Konjungsi ini biasa digunakan didalam konstruksi definisi atau
pembatasan. Contoh:
-
Soekarno
adalah Presiden pertama Republik
Indonesia.
b.
Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan
secara terbatas dapat dipergunakan sebagai varian dari konjungsi adalah.
Contoh:
-
Soekarno
adalah (ialah) Presiden pertama
Republik Indonesia
c.
Konjungsi
yaitu untuk menghubungkan menyamakan
digunakan untuk dua bagian kalimat yang maujudnya sama, biasanya antara maujud
subjekdengan aposisinya. Contoh:
-
Presiden
pertama Republik Indonesia, yaitu
Soekarno dimakamkan di Blitar.
d.
Konjungsi
yakni secara bebas dapat digunakan
untuk menggantikan konjungsi yaitu. Anak beliau ada dua orang yaitu (yakni) Ali dan Siti.
9.
Konjungsi
Penjelasan
Konjungsi
penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, dimana klausa kedua
berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama.
Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.
(1)
Sebagai
penjelasan wujud subjek ditempatkan dibelakang subjek.Contoh:
-
Kabar
bahwa mereka akan menikah bulan depan saya sudah tahu
(2)
Sebagai
penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh:
-
Kami
belum mendengar bahwa harga sembako sudah normal lagi
(3)
Lazim
juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh;
-
Bahwa
dia akan menikah lagi kami benar-benar belum tahu
10.
Konjungsi
Penyimpulan
Konjungsi penyimpulan konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan.
Yang termasuk konjungsi ini, antara lain maka,
maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan
demikian, dan dengan begitu.
Semua konjungsi penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama yaitu
untuk menghubungkan menyimpulkan terhadap isi kalimat-kalimat yang disebutkan
di depannya. Secara semantik perbedaannya memang ada, yaitu bagaimana menarik
kesimpulan itu. Namun semuanya dapat saling disubstansikan. Contoh:
-
Ibunya
meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia
empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.
11.
Konjungsi
Penyebaban
Konjungsi
penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab terjadinya keadaan
atau peristiwa pada klausa utama.
a.
Konjungsi
karena digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada awal
klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan bias berposisi sebagai klausa
pertama maupun klausa kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal
kalimat maupun pada tengah kalimat. Contoh:
-
Mereka
terlambat karena jalan macet
b.
Konjungsi
sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat
menggantikan posisi konjungsi karena. Contoh:
-
Mereka
terlambat karena (sebab) jalan macet.
12.
Konjungsi
Persyaratan
Konjungsi
persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat atau keadaan
atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat majemuk
subordinatif.
a.
Konjungsi
kalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal
klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa
pertama dan kedua, maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat bias juga
ditengah kalimat. Contoh:
-
Saya
akan datang kalau diberi ongkos
b.
Konjungsi
jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi kalau. Contoh:
-
Saya
akan datang kalau (jika) diberi ongkos.
c.
Konjungsi
jikalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi jika. Namun secara semantik ada perbedaan kecil.
Konjungsi jikalau lebih memberi tekanan dibandingkan konjungsi jika.
d.
Konjungsi
jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi kalau. Contoh:
Saya
akan datang kalau (jika) diberi ongkos.
e.
Konjungsi
bilamana dan apabiila digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat
digunakan untuk menggantikan konjungsi bila. Hanya secara semantik konjungsi
bilamana dan apabila lebih menegaskan daripada konjungsi bila.
f.
Konjungsi
asal digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam
bahasa ragam nonformal. Contoh:
-
Saya
akan datang asal diberi ongkos.
13.
Konjungsi
Tujuan
Konjungsi
tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya
tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata
agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi
agar digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada awal klausa kedua (klausa bawahan) dari
sebuah kalimat majemuk subordinatif. Karena klausa bawahan ini dapat berada
pada awal kalimat, maka konjungsi agar dapat berposisi pada awal atau pada
tengah kalimat. Contoh:
-
Jalan
layang dibangun di beberapa persimpangan agar
lalu lintas menjadi lancer
b.
Konjungsi
supaya digunakan untuk menghubungkan
menyatakan tujuan dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi agar. Simak
contoh berikut:
-
Agar (supaya) tidak
terlambat kita harus segera berangkat
c.
Konjungsi
untuk menghubungkan menyatakan
‘tujuan’digunakan pada awal klausa bawahan
pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh:
-
Jalan
layang dibangun untuk melancarkan
arus lalu lintas
d.
Konjungsi
guna digunakna untuk menghubungkan
menyatakan ‘tujuan’ dapat digunakan sebagai pengganti konjungsi untuk.
Contoh:
-
Jalan
layang dibangun untuk (guna) melancarkan arus lalu lintas
14.
Konjungsi
Penyungguhan
Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan
hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah
kalimat majemuk subordinatif. Yang termasuk angggota konjungsi ini adalah
kata-kata meskipun (meski), biarpun
(biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, kalaupun.
Konjungsi penyungguhan ini ditempatkan pada awal klausa bawahan
pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Semuanaya dapat saling dipertukarkan;
dank arena klausa utama dan klausa bawahan dapat saling bertukar posisi, maka
konjungsi penyungguhan ini dapat berada pada awal kalimat, dapat juga ditengah
kalimat. Simak contoh berikut:
-
Meskipun
-
Biarpun
-
Walaupun
dilarang
ibu, dia pergi juga
-
Sekalipun
-
Kendatipun
15.
Konjungsi
Kesewaktuan
Konjungsi Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan
menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan antara dua buah
klausa pada sebuah kalimat majemuk atau antara dua kalimat dalam sebuah
paragraf.
Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah
ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah,
sejak, semenjak, dan sementara. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua
buah kalimat adalah konjungsi ketika itu, waktu itu, saat itu, saat itu,
tatkala itu, sebelum itu, sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara
itu.
Adapun aturan penggunaannya sebagai berikut:
a.
Konjungsi
ketika digunakan untuk menghubungkan menyatakan saat waktu yang sama antara
kejadian, tindakan, atau peristiwa yang terjadi pada klausa yang satu dengan
pada sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
-
Beliau
datang ketika kami sedang makan
-
Ketika petugas lengah, cepat-cepat dia melarikan diri.
b.
Konjungsi,
waktu, sewaktu, saat, dan tatkala secara umum dapat digunakan untuk
menggantukan konjungsi ketika.
c.
Konjungsi
selagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan durasi yang sama yang terjadi
antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
-
Selagi
kami makan dia menunggu di luar
-
Dia
bermain-main selagi kami belajar
d.
Konjungsi
sementara secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi selagi.
Simak contoh berikut:
e.
Konjungsi
sebelum digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa,
atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sebelum’ terjadinya kejadian,
peristiwa atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:
-
Dia
mandi dulu sebelum makan pagi
-
Sebelum
pergi disiapkannya dulu semua perlengkapan yang akan dibawa.
-
Beliau
sudah hadir sebelum kami tiba.
f.
Konjungsi
sesudah digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian,
peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sesudah’ terjadinya
kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:
-
Sesudah
makan, kami mencuci piring
-
Saya
baru bisa membayar hutang itu, sesudah menerima gaji
-
Sesudah
menyiapkan perlengkapan, kami segera berangkat.
g.
Konjungsi
setelah secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah.
h.
Konjungsi
sejak digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau
tindakan pada klausa utama terjadi ‘berawal’ ketika kejadian, peristiwa, atau
tindakan pada klausa bawahan terjadi.
-
Sejak
ayahnya meninggal, anak itu berhenti sekolah
-
Dia
tidak berani lagi naik sepeda motor sejak tabrakan itu terjadi
-
Kemacetan
lalu lintas di Jakarta terjadi sejak pertambahan kendaraan bermotor
tidak terkendalikan.
Catatans:
(1)
Konjungsi
sejak secara dapat diganti oleh konjungsi semenjak.
(2)
Disamping
sebagai konjungsi, ada juga sejak (semenjak) yang berkategori preposisi.
i.
Konjungsi
ketika itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu yang sama’
akan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi di antara dua buah kalimat
yang berurutan. Contoh:
-
Pencuri
berhasil masuk ke dalam rumah kami. Ketika itu kami masih terlelap
tidur.
-
Bung
Karno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. ketika
itu saya baru saja dilahirkan.
-
Gelombang
pasang menghantam rumah-rumah penduduk di Jakarta Utara. Ketika itu PBB
sedang mengadakan konfrensi perubahan cuaca di Bali.
j.
Konjungsi
waktu itu, saat itu, dan tatkala itu secara umum dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi ketika itu.
k.
Konjungsi
sebelum itu digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau
tindakan pada kalimat berikut. Contoh:
-
Kini
dia tinggal di Jakarta. Sebelum itu dia pernah tinggal di Medan
-
Sekarang
dia dapat hidup dengan layak. Sebelum itu dia hanya bisa makan
sehari sekali.
-
Balatentara
Jepang dengan mudah menguasai Batavia. Sebelum itu mereka terlebih
dahulu telah menaklukkan Singapura.
l.
Konjungsi
sesudah itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu
kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kalimat pertama terjadi ‘sesudah’
terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kaliman berikutnya. Contoh:
-
Pukul
tujuh tepat kami menyantap sarapan kami. Sesudah itu kami berangkat ke
kantor.
-
Polisi
menatapkan kami tidak bersalah. Sesudah itu kami diijinkan pulang.
Catatan :
(1)
Konjungsi
setelah itu dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah
itu.
(2)
Konjungsi
sesudah itu dan setelah itu dapat juga berfungsi sebagai
konjungsi pengurutan.
m.
Konjungsi sementara itu digunakan untuk
menghubungkan menyatakan kesamaaan waktu antara kejadian, peristiwa, atau
tindakan yang terjadi pada kalimat pertama dengan kedua kalimat yang
mengikutinya. Contoh:
-
Saya
akan mandi. Sementara itu Anda boleh membaca-baca diruang ini
-
Kalian
boleh melihat-lihat dulu pemandangan alam di sini. Sementara itu, kami
akan mengurus penginapan kalian.
-
Bapak-bapak
pergi menunaikan salat Jum’at. Sementara itu ibu-ibu sibuk menyiapkan
makan siang.
n.
Konjungsi
sejak itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu mulai’akan
kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat kedua berhubungan
dengan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama.
Contoh:
-
Ayahnya
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu dia hanya tinggal
bersama ibunya.
-
Kerusuhan
terjadi di Jembatan Semanggi pada awal gerakan reformasi. Sejak itu dia
hilang tak tentu rimbanya.
-
Sebuah
pasar swalayan berdiri tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sejak itu tokonya
menjadi sepi pembeli.
16.
Konjungsi
Pengakibatan
Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan
menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang
terjadi pada klausa utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi
pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi sampai,
hingga, dan sehingga. Simak contoh penggunaannya.
-
Pencuri
naas itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur
-
Dia
harus berlalri mengejar waktu, hingga napasnya tersengal-sengal.
-
Saya
banyak mengeluarkan uang untuk keperluan itu sehingga tabungan saya ludes.
17.
Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan adalah konjungsi untuk menghubungkan
menyatakan bahwa kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa
utama sama atau mirip seperti yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk
konjungsi ini adalah kata-kata seperti, sebagai, laksana, dan seumpama.
Simak contoh berikut:
-
Dimakannya
nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan.
-
Dengan
cepat dirampasnya tas perempuan itu sebagai elang menyambar
anak ayam.
-
Kagetnya
bukan main laksana mendenga suara guruh di siang bolong.
Gaduh
dan ramainya mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan
induknya.
No comments:
Post a Comment