Tuesday 7 April 2015

IMBUHAN (AFIKS)

IMBUHAN (AFIKS)
Imbuhan (afiks)  adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Imbuhan (afiks) dibahas dalam bidang ilmu Morfologi. Sedangkan definisi morfologi yaitu salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Ada tiga macam proses morfologi yaitu:
1.      Bergabungnya morfem bebas dan morfem terikat yang disebut afiksasi. Proses ini menghasilkan kata berimbuhan.
2.      Pengulangan morfem bebas yang disebut reduplikasi. Proses ini menghasilkan kata ulang.
3.      Bergabungnya morfem bebas dengan morfem bebas yang disebut pemajemukan. Proses ini menghasilkan kata majemuk.
Syarat-syarat kata untuk jadi afiksasi
1.      Kata afiks itu dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru
Contoh: kata minuman
             Kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata minum yang disebut bentuk bebas dan –an yang disebut bentuk terikat. Makna ini disebut makna afiks.
2.      Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis (tertulis) selalu melekat pada bentuk lain.
Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua.
Artinya antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat dipisahkan. Karena apabila dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda.
3.      Afiks tidak memiliki arti leksis (pertalian arti)
4.      Contoh:  kata –nya yang sudah tidak memiliki pertalian arti dengan ia.
-          Rupanya
-          Bentuknya
-          Agaknya
-          nampaknya
5.      imbuhan itu dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasar.
Contoh: -  afiks baru: pembaruan = peng- an pada contoh ini terjadi perubahan bentuk imbuhan dari peng- an menjadi pem- an, hal ini terjadi karena pengaruh asimilasi bunyi.
-          Kata belakang = keterbelakangan = terbelakang. Pada kata ini mengalami perubahan bentuk ke- an.
Macam-macam Imbuhan (Afiks)
a.      Awalan (prefiks)
Awalan adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Awalan daslan Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-, se-, ber-.
1.      Awalan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif, awalan pe- berfungsi membentuk kata benda.
a)      Perubahan awalan me- menjadi meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi : /a/. /e/, /g/, /h/, /i/, /u/, /o/. /k/.
Contoh: ambil – mengambil, hancur – penghancur.
b)      Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi : /c/, /d/, /j/.
Contoh: coba – mencoba, dorong – pendorong.
c)      Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi : /b/, /f/, /v/.
Contoh: vonis – memvonis, beli – pembeli.
d)     Perubahan awalan me- menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/
Comtoh: sikat – menyikat, siksa – penyiksa.
e)      Kata dasar yang memiliki bunyi: /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
Contoh: pakai – memakai, pemakai.
f)       Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.
Contoh: lamar – melamar, pelamar
2.      Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif
Untuk kata dasa yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be- dan per- menjadi pe-. Contoh: renang – berenang, perenang
3.      Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti pasif.
Contoh: kotoran itu diinjak / terinjak oleh temanku (membawa arti pasif)
4.      Awalan se- berfungsi membentuk kata benda
Contoh: ikat- seikat, indah – seindah.
5.      Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja intransitive (tidak membutuhkan objek)
Contoh: luar – keluar (ia sedang keluar)
6.      Imbuhan dari bahasa asing
a)      a- seperti pada kata amoral, asocial, anonym, asimetris. Awalan ini mengandung arti “tidak” atau “tidak ber-“
b)      anti-, seperti pada kata antikomunis, antipemerintah, antikarat, yang artinya “melawan” atau bertentangan dengan
c)      bi- artinya “dua”, contoh: bilingual. Bilateral, biseksual.
d)     De- artinya meniadakan atau menghilangkan, contoh: dehidrasi, devaluasi
e)      eks- seperti eks-prajurit, eks-presiden, yang artinya bekas atau mantan.
f)       Ekstra-, artinya tambah, diluar, atau sangat. Contoh: ekstra-kurikuler, ekstra-ketat
g)      Hiper- artinya lebih atau sangat, contoh: hipertensi, hipersensitif
h)      In- artinya tidak, contoh: inaktif, intransitive
i)        Infra- artinya di tengah, contoh: infrastruktur, inframerah, infrasonic
j)        Intra- drtinya di dalam, contoh: intramolekuler
k)      Inter- artinya antar, contoh: internasional
l)        Ko- artinya bersama-sama atau beserta, contoh: kokurikuler, copilot.
m)    Kontra- artinya berlawanan atau menentang, contoh: kontradiksi, kontrasepsi.
n)      Makro- artinya besar atau dalam arti luas, contoh: makroekonomi
o)      Mikro- artinya kecil atau renik, contoh: mikroorganisme
p)      Multi- artinya banyak, contoh:multilingual, multilateral
q)      Neo- artinya baru, contoh: neoliberalisme, neokolonialisme
r)       Non- artinya bukan atau tidak ber-, contoh: nonmigas, nongelar, nonformal.

b.      Akhiran (sufiks)
Akhiran adalah imbuhan yang terletak diakhir kata. Akhiran terdiri dari : -an, -kan, -I, -nya, -man, -wan, -asi/isasi, -isme, -in, -wi, -if, -ik, -is, -er, -al, -iah, -at, -us, -or, -et, -il, -logi, -ir, -ur, -itas.     
c.       Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan ini terdiri dari: -el-. –er-, -em-, dan –in-.

No comments:

Post a Comment