Friday, 18 December 2015

Aku Mendung dan Hujan Beliung

Oleh: Lia Cgs

Hei, kau yg bersinggahsana di istanaku...
Tahukah kau isi hati atau mataku?
tentu tidak,
Kau selalu menganggapnya halaman kosong.
Haruskah kutawarkan kacamataku agar kau membaca noktah-noktah yang berbaris rapi di dasar retinaku.
Mengendap seperti ampas kopi..
Kering dan berkarat..
Sebentar lagi aku buta, tapi kau...
Kau selalu tak tahu.

Kau adalah pelangi setelah badaiku...
Apa kau akan pergi saat gulita mengerudungi gigilku?
kau bahkan tak tahu berapa lama aku beku
Andai kau sedikit saja menegukkan secangkir air hangat, tak perlu kopi, cokelat, atau teh harum seperti yang selalu kau minum.
Cukup air tawar yang menetas dari bola matamu yang bahagia memandangku, aku akan sangat biru.
Tapi aku selalu kelabu...
Sunyi menabur abu
Kisahku tabu
Dan aku
Rindu sakitku

Aku gelap, sepekat jelaga
Aku ingin pergi, atau mati
Tapi aku tau, ini kan terulang lagi, lagi, dan lagi
Sangat menyakitkan
Dikeramaian aku yatim piatu
Aku bingung dengan waktu
kemana ia akan membawaku?
aku benci aku

Begitu ramai sepi itu
Begitu pilu bahagia itu
Begitu rindu hilang itu
Kau dekat namun jauh
Jauh yang begitu dekat
Dekat yang terjauh
Hingga aku jatuh
Dan kau tetap acuh
Aku tersenyum ranum
Hanya untuk menutupi lukaku yang mawar
Tapi aku diam hanya untuk diam
Dan kau tak mengerti

Mengapa harus selalu ku eja agar terbaca?
mengapa tak jua engkau seksama
Aku masih menggigil
Hujan itu menaburi rintik hilang yang sepi
Kau yang ada seperti pergi
Dan yang pergi selalu bersemi
Semekar duri mawar
Yang merobek sebongkah hatiku yang memang rusak
Sudah tak berfungsi
Aku mati lagi
Hidup lagi dan mati kembali
Mati dan mati hidupku
Hidup matiku
Mati yang hidup
Dan hidup dalam mati
Sendiri 

Maafkan hatiku
Meski hanya tinggal seperempat lagi tak mampu menjadi tempat singgahmu
Sudah terisi dan mati
Penuh dengan kematian
Waktu mempermainkanku
Aku kehilangan aku-ku
Tak ada lagi aku
yang ada hanya abu yang abu-abu
Dari sisa pembakaran kisah layu
Yang tak pernah lalu
Meski waktu menguburnya


Aku mendung dan hujan beliung
 
Jakarta, 
16 Januari 2015

No comments:

Post a Comment