Tuesday, 12 January 2016

GADIS GERIMIS


Perempuan peramu keheningan,
Dinyanyikannya suara senja yang samar
Diiringi sorak sorai camar
Mengantarkan kepergian mentari
Yang berpamitan, melambaikan bias pelangi

Lalu dititipkannya cahaya seluruh pada kecupan
Di kening langit yang lebih jingga dari biasanya
Kemudian padam
Ketika bayangan dan kecupan saling bertubrukan
Saling memburu dan melukai diri sendiri
Lebam tubuhnya, tak lagi berbentuk mereka
Tiba-tiba hitam

Tapi masihlah ada di mata itu
Miniatur matahari yang menyala temaram
yang selalu ditinggalkan orang-orang
yang mereka padamkan pelan-pelan
Mereka lelehkan menjadi butiran
Hampa nyalanya
Mereka kehilangan warna
Hanya tinggal malam

Yang basah seperti pipinya
Dibiarkannya waktu menari
Dalam pelarian ingatan
Tentang mimpi yang robek,
Rusak,
Tak berbentuk,
Lalu lumat
Oleh gerimis panjang
Tak berkesudahan

,
Lia Cgs (Puteri Angin Utara)
Jakarta, 12 Januari 2016
17.32

2 comments: