Tidakkah rindu itu menyakitkan?
seperti daun kering yang menginginkan tangkai kembali memeluknya
seperti senja yang menginginkan siang tak pernah melepasnya
seperti bumi yang menginginkan langit mendekapnya
sesudah angin menerbangkannya (entah) kemana?
sesudah gelap menguasainya (entah) mengapa?
sesudah hampa memenuhinya (entah) bagaimana?
dan tetap saja, menginginkannya walau harus menunggu (entah) sampai kapankah?
cukupkah tanah yang basah itu memeluk kekeringannya?
meski ia tau akan tumbuh tunas baru (lagi)
tapi tetap saja, berharap seperti dulu (lagi)
bermain dengan angin yang nakal
berharap tangkai memeluknya kekal
cukupkah lampu-lampu kota itu menemaninya?
meski ia tau itu akan menerangi jalannya (lagi)
tapi tetap saja, tak akan sama (lagi)
seperti saat mentari tersenyum cerah
berharap malam tak kan pernah menelannya
betapa aku sebagai rindu
tak henti-hentinya menunggu
dan melukai diri sendiri
dengan sesuatu yang tak pernah pasti
kapan ia kembali dan kapan ia pergi
cukuplah luka itu merekah
memerahkan seluruh kisah
yang tak pernah sudah
Jakarta, 18.09.2015
No comments:
Post a Comment