Tuesday, 12 January 2016

PENYIMPAN PUISI


Disepasang mata sayu
yang gerimis dan dingin
Malam bertandang menerbitkan benam
Disembunyikannya puisi pada wajah
yang selalu tertunduk dan resah

Tentu aku tak bisa membaca!
Bagaimana bisa ia menjadi sangat
penyimpan dan begitu rapi?
Di malam yang menerbitkan benam
Ia bilang tak sendiri lagi,
Bersama puisi yang disimpannya rapi sekali

Dia mencintai puisi-puisi
Entah untuk apa? tapi sungguh
Sebenar-benar cinta yang disembunyikannya
Sementara bintang
Hanya meliriknya kadang-kadang

Ia menjadi sangat penyimpan
Hingga malam benar-benar terbenam
Lalu ketika fajar menggantikan warna kelamnya
Ia menjadi benar-benar tak bernama
Tuhan menyembunyikannya
Hingga malam terbit lagi

,
Lia Cgs (Puteri Angin Utara)
Jakarta, 12 Januari 2016
12.50
waktu indonesia bagian komputer

No comments:

Post a Comment